Di Hadapan Ribuan Kader Muslimat NU, Rais PWNU Jakarta Singgung Pentingnya Manfaatkan Waktu
Sabtu, 14 Desember 2024 | 12:00 WIB

Rais Syuriyah PWNU Jakarta KH Muhyidin Ishaq di Pengajian Rutin Pimpinan Wilayah (PW) Muslimat NU DKI Jakarta di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu (14/12/2024). (Foto: NU Online Jakarta/Sintia)
Sintia Nur Afifah
Kontributor
Jakarta Pusat, NU Online Jakarta
Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Daerah Khusus Jakarta KH Muhyidin Ishaq menyinggung pentingnya memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.Â
Ia mengibaratkan waktu seperti pedang yang siap menebas bagi seseorang yang tidak mampu memanfaatkannya dengan baik.
Hal ini disampaikan di hadapan ribuan kader Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) pada kegiatan Pengajian Rutin Pimpinan Wilayah (PW) Muslimat NU DKI Jakarta di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu (14/12/2024).
"Al-waqtu kassaif, waktu adalah pedang. Ketika kita tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik, maka kita akan tertebas oleh pedang kita sendiri," ujar Kiai Muhyidin.
Kiai Muhyidin mengkontraskan pandangan ini dengan konsep Barat yang sederhana. Ia juga menyebut pandangan orang Barat yang hanya melihat waktu dari persepektif ekonomi.Â
"Orang Eropa, orang Barat, orang Inggris hanya mengatakan 'Time is money', waktu adalah uang," ujarnya sambil menirukan logat Inggris.
Namun, Kiai Muhyidin menjelaskan bahwa konsep waktu dalam perspektif Arab jauh lebih filosofis dan mendalam.Â
"Kalau tidak bisa memanfaatkan waktu, paling tidak punya duit. Tetapi orang Arab mengatakan, waktu adalah pedang yang bisa menebas kita sendiri jika tidak dimanfaatkan dengan baik," paparnya.
Terkait pentingnya waktu, Kiai Muhyidin menerangkan dalam Islam Allah sendiri memulai surah Al-Ashr dengan huruf sumpah (qasam) untuk menekankan pentingnya waktu.
Dalam konteks surah Al-Ashr, Kiai Muhyidin menegaskan bahwa pada dasarnya manusia berada dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman dan beramal saleh.
 "Saya kira dalam surah Al-Ashr ini, Allah memulai firmannya dengan huruf qasam yang sangat penting," pungkasnya.
Terpopuler
1
Begini Alasan Arab Saudi Tunda Skema Tanazul Haji
2
Soal Polemik Nasab, PBNU Minta Nahdliyin Bersikap Bijak dan Kedepankan Adab
3
PWNU Jakarta Tekankan Budaya Betawi untuk Pemberdayaan Masyarakat
4
Jelang Idul Adha, Pedagang Keluhkan Penurunan Penjualan Hewan Kurban
5
IPNU Jakut Teguhkan Kaderisasi Berbasis Lokal dan Kebangsaan
6
PWNU Jakarta Apresiasi Larangan Ondel-ondel untuk Mengamen
Terkini
Lihat Semua