• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Selasa, 14 Mei 2024

Jakarta Raya

Hebohkan Apel Hari Santri 2023, Santriwati Asshiddiqiyah Nyanyikan Lagu Rayuan Pulau Kelapa

Hebohkan Apel Hari Santri 2023, Santriwati Asshiddiqiyah Nyanyikan Lagu Rayuan Pulau Kelapa
Santriwati Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Nur Arika Santriwati. (Foto: NU Online Jakarta/Rakhman Jaya).
Santriwati Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Nur Arika Santriwati. (Foto: NU Online Jakarta/Rakhman Jaya).

Jakarta Barat, NU Online Jakarta


Selepas Apel Hari Santri 2023 di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Kedoya, Jakarta Barat. Para peserta apel dihebohkan dengan penampilan salah satu Santriwati Nur Arika Santriwati yang menyanyikan lagu Rayuan Pulau Kelapa yang diciptakan oleh Ismail Marzuki.


Arika menyebutkan bahwa waktu persiapan kurang lebih dua minggu, dan Ia mengaku lagu Rayuan Pulau Kelapa itu pertama kali dihafalkan.


"Saya mempersiapkan waktu kurang lebih dua minggu mempersiapkannya dan ini pertama kalinya saya hafalkan lagu Rayuan Pulau kelapa," katanya kepada NU Online Jakarta selepas Apel, Ahad (22/10/2023) lalu.


Arika mengaku bahwa selepas Ia mendengarkannya kembali, Arika merasa terdapat banyak sekali makna yang terkandung. 


"Namun setelah mendengarkannya, lagu ini banyak makna tersirat, melambai lambai nyiur di pantai, berbisik bisik raja kelana. Itu merupakan potongan lirik lagu Rayuan Kelapa," katanya.


Dari kesukaan, Arika mengaku sangat senang karena dapat menyanyi di kegiatan yang dirayakan secara nasional yaitu Hari Santri 2023.


"Dari dulu aku sudah suka menyanyi. Namun berbeda, ini pertama kalinya aku bernyanyi di Hari Santri 2023, awalnya agak grogi takut salah, tapi setelah bernyanyi groginya hilang," katanya dengan nada bangga.


Lirik Lagu Rayuan Pulau Kelapa Ciptaan Ismail Marzuki


Dalam lansiran tirto.id, lirik lagu ini mencerminkan keelokan alam Indonesia, termasuk kekayaan flora, kepulauan yang mempesona, dan pantai yang memukau. Bagi banyak ekspatriat Indonesia, terutama yang pergi ke Belanda pada dekade 1940-an dan 1950-an setelah kemerdekaan, lagu "Rayuan Pulau Kelapa" menjadi favorit nostalgia. Lagu ini menghadirkan nilai-nilai estetis yang merujuk pada keindahan yang terpancar dalam sebuah lagu; hal ini mungkin tidak terlihat, tetapi dirasakan, dihayati, dan dinikmati dalam pengalaman mendengar, sehingga menjadikannya indah dan bermakna.


Tanah airku Indonesia
Negeri elok amat kucinta
Tanah tumpah darahku yang mulia
Yang kupuja sepanjang masa
Tanah airku aman dan makmur
Pulau kelapa yang amat subur
Pulau melati pujaan bangsa
Sejak dulu kala
Melambai lambai
Nyiur di pantai
Berbisik bisik
Raja Kelana
Memuja pulau
Nan indah permai
Tanah Airku
Indonesia


Pewarta: Nyimas Zulfa Lisami
Editor: Haekal Attar


Jakarta Raya Terbaru