Jelang Hari Santri, GP Ansor Pondok Gede Gelar Tabligh Kebangsaan
Rabu, 18 Oktober 2023 | 12:45 WIB

Foto bersama selepas acara Tabligh Kebangsaan di YPI Al-Hidayah, Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (18/10/2023) semalam. (Foto: NU Online Jakarta/Haekal Attar
Haekal Attar
Penulis
Kota Bekasi, NU Online Jakarta
Menjelang Hari Santri 2024, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Pondok Gede gandeng Forum Silaturahmi Asatidz Muda Kota Bekasi menggelar Tabligh Kebangsaan di YPI Al-Hidayah, Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (18/10/2023) semalam.
Dalam pantauan NU Online Jakarta, terdapat puluhan kader Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) yang tergabung dengan PAC Ansor Jatiasih memadati aula tersebut. Sebelum beranjak ke acara Tabligh Kebangsaan, terdapat pembacaan tahlil dan tahmid yang dihadiahkan untuk seluruh pendiri NU se-Indonesia yang diikuti dengan khusyu oleh puluhan jamaah lainnya.
Sekretaris Pimpinan Cabang (PC) Ansor Kota Bekasi Dzul Azmi menjelaskan bahwa acara tersebut merupakan bagian dari perekat antara Kiai-kiai NU beserta para pemuda khususnya Ansor dengan warga sekitaran Kota Bekasi.
"Alhamdulillah telah dilaksanakan acara tersebut, inti acara tersebut tidak lain untuk menjadi perekat kita sebagai bangsa antara berbagai elemen. Utamanya adalah para ulama dan pemuda beserta warga masyrakat yang hadir disekitaran Kota Bekasi," katanya kepada NU Online Jakarta selepas acara.
Ia menambahkan, Tabligh Kebangsaan menjadi sangat sakral mengingat pada tanggal 22 Oktober nanti merupakan sebuah penentuan sikap NU terhadap penjajah sehingga Indonesia dapat merdeka dengan sepenuhnya.
"Nanti (22 Oktober) adalah sebuah resolusi jihad yang dikumandakan oleh salah satu Pendiri NU KH Hasyim Asy'ari sehingga sikap NU menjadi garda tersepan dalam mengawal dan menjaga Indoensia. Ini adalah refleksi kita bersama," jelasnya.
Sementara itu, tabligh Kebangsaan disampaikan langsung Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi. Ia menuturkan bahwa perspektif kebangsaan harus beriringan dengan nilai-nilai dari pada tujuan diadaannya agama. Ia menuturkan memasuki tahun politik nanti harus mementingkan politik mengedepankan nilai-nilai luhur.
"Penting sekali saya perlu sampaikan, agama dan politik semestinya menjadi tombak dari pembangunan Indonesia. Agama dan politik itu sejalan seirama, tapi jangan menggunakan agama untuk kepentingan menaikan elektabilitas politik. Itu bukan dari tujuan agama dan politik," jelasnya.
Acara tersebut ditutup dengan pembacaan doa oleh Pendiri Pesantren Motivasi Indonesia KH Nurul Huda Haem. Selanjutnya, secara beriringan dengan bersalaman dan meninggalkan ruangan aula tersebut.
Pewarta: Haekal Attar
Editor: Aru Elgete
Terpopuler
1
Begini Alasan Arab Saudi Tunda Skema Tanazul Haji
2
Soal Polemik Nasab, PBNU Minta Nahdliyin Bersikap Bijak dan Kedepankan Adab
3
PWNU Jakarta Tekankan Budaya Betawi untuk Pemberdayaan Masyarakat
4
Jelang Idul Adha, Pedagang Keluhkan Penurunan Penjualan Hewan Kurban
5
IPNU Jakut Teguhkan Kaderisasi Berbasis Lokal dan Kebangsaan
6
Pemerintah Batalkan Subsidi Listrik, Fokus Bantuan Upah Pekerja
Terkini
Lihat Semua