Jakarta Raya

Ketua PWNU Jakarta Paparkan Tiga Pedoman Pengurus NU dalam Berorganisasi

Sabtu, 18 Januari 2025 | 18:30 WIB

Ketua PWNU Jakarta Paparkan Tiga Pedoman Pengurus NU dalam Berorganisasi

Ketua PWNU Jakarta Samsul Maarif memberikan sambutan dalam acara Konferensi Cabang (Konfercab) VI PCNU Jakarta Pusat yang berlangsung di Hotel Rizen Premier, Bogor, pada Sabtu (18/1/2025). (Foto:NU Online Jakarta/ Ambar)

Bogor, NU Online Jakarta 

Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Daerah Khusus Jakarta KH Samsul Ma’arif, menyampaikan tiga prinsip utama yang harus dijadikan pedoman oleh setiap pengurus NU dalam berorganisasi.


Hal ini disampaikan dalam acara Konferensi Cabang (Konfercab) VI Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jakarta Pusat yang berlangsung di Hotel Rizen Premier, Bogor, pada Sabtu (18/1/2025).


Pertama, Kiai Samsul menekankan agar berorganisasi harus mempermudah bukan menciptakan kesulitan sebagaimana ajaran agama yang menghendaki kemudahan bagi setiap umatnya.


"Kedua, setiap pengurus harus siap menerima tanggung jawab, tetapi beban yang diberikan harus seimbang. Filosofi ini mengacu pada kaidah Islam, yakni taklif (pembebanan tugas) yang tidak memberatkan," ujar Kiai Samsul.


Ketiga, dalam berorganisasi pentingnya menerapkan prinsip at-tadrij atau bertahap. Artinya, keberhasilan harus dicapai melalui proses yang terencana dan konsisten.


"Insyaallah, kalau kita ikuti itu akan mendapatkan derajat. Mari kita melaksanakan konferensi dengan niat yang baik berkhidmat di NU mencari ridrida Allah," ungkapnya.


Selain itu, Kiai Samsul menyoroti pentingnya menjaga tradisi NU, terutama di jajaran syuriyah. Pemimpin dalam struktur ini harus memiliki keilmuan, loyalitas, dan ketakwaan yang tinggi. Keputusan yang diambil pun harus berdasarkan kebijaksanaan, bukan hawa nafsu.


"Pasukan utama kepengurusan kita yang tertinggi itu di jajaran Syuriyah maka diusahakan mereka yang memimpin tradisi-tradisi adalah para kiai kita, agar yang menjadi AHWA adalah orang-orang yang betul-betul punya kemampuan keilmuan ketaatan loyalitas ketakwaan kepada Allah," tegasnya.

 

Dalam kesempatan itu, ia berpesan agar seluruh peserta konferensi tetap menjaga kebersamaan. Perbedaan pendapat dianggap wajar, asalkan tidak menimbulkan perselisihan. Fokus utama, menurutnya, kemajuan NU Jakarta Pusat.


Ia menyampaikan harapan besar agar konferensi kali ini menghasilkan keputusan yang membawa manfaat besar bagi NU Jakarta Pusat dan kepengurusan yang baru dapat membawa NU ke arah yang lebih maju dan berdampak luas bagi umat.


“Semoga Allah meridai semua ikhtiar kita dalam konferensi ini. Selamat bermusyawarah, semoga membawa keberkahan bagi NU dan umat,” pungkasnya.