Ketua PWNU Jakarta Soroti Rendahnya Minat Baca dan Pemanfaatan Perpustakaan di Kalangan Santri
Senin, 14 Oktober 2024 | 11:00 WIB

Ketua PWNU DKI Jakarta KH Samsul Maarif (tengah) di acara Lokakarya Pengembangan dan Pengkajian Perpustakaan yang digelar Lakpesdam NU Jakarta di Kantor PWNU DKI Jakarta II, Jalan TB Simatupang, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Ahad (13/10/2024). (Foto: NU Online Jakarta/Nyimas Zulfa Lisamia)
Nyimas Zulfa Lisamia
Penulis
Jakarta Selatan, NU Online Jakarta
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta KH Samsul Ma’arif menyoroti faktor rendahnya minat baca dan pemanfaatan perpustakaan di kalangan santri dan akademisi. Menurutnya, di era perkembangan digital ini, NU harus hadir memberikan solusi untuk menghidupkan literasi dan kajian keislaman yang mudah diakses oleh masyarakat.
Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan Lokakarya Pengembangan dan Pengkajian Perpustakaan yang digelar oleh Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Jakarta di Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta II, Jalan TB Simatupang, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Ahad (13/10/2024).
“Pertama, Minimnya tradisi Bahtsul Masail dan musyawarah kerja yang diawali dengan kajian mendalam. Kedua, Kurangnya pengembangan literasi digital di jajaran Syuriyah,” ujar Kiai Samsul.
Ketiga, Kiai Samsul mengungkapkan perlunya keseimbangan antara pemanfaatan teknologi digital dan penggunaan kitab fisik. Keseimbangan itu dilakukan agar NU tidak tertinggal dalam pengelolan teknologi dan warga NU dapat merespons isu dengan cepat.
“Keempat, Keterbatasan tenaga editor yang berpotensi menyebabkan kesalahan dalam digitalisasi kitab-kitab rujukan,” tegasnya.
Dengan demikian, Kiai Samsul menekankan urgensi transformasi digital di era perkembangan Islam. Baginya, NU harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi untuk memberikan akses pengetahuan Islam kepada masyarakat dengan cepat.
“Alhamdulillah, kiai-kiai NU dari Muktamar ke Muktamar sudah mengikuti perkembangan digital. Dulu, kiai-kiai masih membawa kitab-kitab fisik, kini sudah mulai beradaptasi dengan teknologi. Namun, masih banyak tugas kita yang harus kita kembangkan dengan literasi,” katanya.
Kiai Samsul juga mengajak kepada seluruh warga NU aktif dalam meningkatkan literasi digital di era disrupsi ini.
“NU harus lebih cermat dalam menelaah literasi digital, mengidentifikasi perbedaan dan potensi penyimpangan. Ini menjadi tanggung jawab besar kita di era digital," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Jakarta Khalilurrahman berencana akan membuat aplikasi perpustakaan digital dengan berkaloborasi dengan lembaga lainnya. Khalil menyebut Program ini paling utama untuk warga Nahdlatul Ulama (NU) di Kota Jakarta, mulai dari kalangan remaja, mahasiswa, hingga masyarakat umum.
"Tujuan utama program ini adalah meningkatkan literasi digital dan minat baca di kalangan warga NU," ujarnya di acara Lokakarya Pengembangan dan Pengkajian Perpustakaan di Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta II, Jalan TB Simatupang, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Ahad (13/10/2024).
Khalil mengatakan program perpustakaan tersebut, pihaknya ingin memastikan di era kemajuan teknologi ini, warga NU tidak tertinggal dan dapat memanfaatkan teknologi untuk pengembangan diri dan masyarakat.
“Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk masyarakat dan bangsa,” ucapnya.
Terpopuler
1
Hasil Demo Ojol 2025: Komisi V DPR akan Gelar Rapat Bersama Kemenhub dan Aplikator
2
MWCNU Kramat Jati Teken Prasasti dan Resmikan Makam Syekh Jafar Jati
3
Warga Temukan Makam Kramat Syekh Jafar: Asal Muasal Nama Kramat Jati?
4
Ini 5 Tuntutan Ojol dalam Demo Besar-besaran 20 Mei 2025
5
Berita Duka: Suami Jurnalis Senior Najwa Shihab, Ibrahim Sjarief Wafat
6
Pengesahan Makam Syeikh Jafar Jati, Kiai Munif Ingatkan Perbanyak Doa Dalam Keadaan Sulit
Terkini
Lihat Semua