Jakarta Raya

PCNU Jakut Ajak Pengurus Bumikan Aswaja di Tengah Masyarakat

Ahad, 1 September 2024 | 15:30 WIB

PCNU Jakut Ajak Pengurus Bumikan Aswaja di Tengah Masyarakat

PCNU Kota Jakarta Utara mengajak pengurus untuk membumikan aswaja di tengah masyarakat Ahad (1/9/2024). (Foto: PCNU Jakarta Utara)

Jakarta Utara, NU Online Jakarta
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Jakarta Utara mengajak pengurus untuk membumikan aswaja di tengah masyarakat. Kegiatan Peningkatan Pemahaman Keaswajaan tersebut di Kantor PCNU Jakarta Utara, Jalan Kramat Raya, Koja, Jakarta Utara, Ahad (1/9/2024).

 

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua PCNU Kota Jakarta Utara KH Agus Muslim. Menurutnya, masih banyak warga NU di lapisan masyarakat yang belum memahami secara fikrah (pemikiran), harakah (gerakan) dan amaliyah NU. 

 

"Maka dengan adanya pelatihan dan pendalaman Aswaja An-Nahdliyah ini memberikan satu ideologi yang sangat luar biasa sesuai dengan tujuan didirikan NU untuk menyebarkan agama Islam yang memiliki manhaj Ahlussunnah Wal Jamaah bentuk yang akan memberikan kedamaian bagi seluruh masyarakat sesuai dengan Islam yang memberikan rahmatan lil alamin," terangnya. 

 

Selain itu, Ia menyebut, banyak masyarakat yang mengaku NU itu karena faktor biologis, artinya mereka mengaku NU karena mengikuti keturunan keluarga yang sebelumnya adalah kader NU. Sehingga mereka belum mengetahui mengenai NU secara ideologis. Lain halnya dengan masyarakat yang mengenal NU secara ideologis. Mereka adalah kader NU yang telah mengenal NU dengan utuh, baik secara organisasi dan kaderisasi.

 

"Ada juga orang NU itu karena kaderisasi karena dikader. Itu menjadikan generasi NU yang betul-betul dia punya komitmen kuat terhadap NU, karena dia menjadi seorang kader kita tahu bahwa kadar itu adalah orang yang beorganisasi baik dia termasuk sebagai struktur ataupun dia tidak masuk sebagai struktur sebagai orang biasa," bebernya. 

 

Kiai Agus berharap dengan adanya pemahaman pendalaman Aswaja ini mampu membentuk kader NU yang memiliki komitmen yang kuat untuk memajukan NU. Ia menekankan khususnya bagi masyarakat di Jakarta Utara. 

 

Sementara itu, Rais Syuriyah PCNU Kota Jakarta Utara KH Nasihin mendorong para syuriyah NU untuk menyiapkan formula baru dalam mendakwahkan aswaja sehingga dapat dikenal luas oleh masyarakat secara luas. Formula tersebut dilakukan agar lebih mengena dan relevan dengan kebiasaan masyarakat perkotaan. 

 

"Jadi masyarakat perkotaan itu lebih cenderung mengidolakan ustadz-ustadz yang mereka membuka sesi-sesi semacam tanya jawab dalam hal agama baik itutentang akidah dan fikih sehingga kemasan-kemasan majelis-majelis taklim yang ada di Jakarta itu hendaknya harus mengikuti perkembangan saat ini," ujar Kiai Nasihin. 

 

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Miftahiyah, Jakarta Utara itu mencermati pengajian pengajian yang ada di majelis taklim NU itu masih memakai cara-cara lama dengan banyaknya bacaan-bacaan. Sementara kebiasaan masyarakat hari ini datang ke majelis taklim umumnya sudah menyimpan pertanyaan terkait dengan pemahaman agama, keyakinan, syariah dan hal yang berkaitan dengan keseharian mereka yang harus diketahui pada saat itu juga. 

 

"Sedangkan mereka hanya diberikan ruang terlalu sedikit dan apalagi cara dakwahnya itu masih konvensional, ceramah saja dan tidak mengena kepada sasarannya. Sehingga pesan-pesan bagaimana kita bisa memberikan arahan itu untuk bisa mendalami keaswajaan dan lain-lain itu kurang bisa menyentuh," jelasnya. 

 

Menurut Kiai Nasihin, Syuriyah NU menjadi garda terdepan di masyarakat harus mampu mendakwahkan aswaja agar lebih bisa diterima oleh masyarakat dengan berbagai pendekatan yang lebih mudah dipahami oleh masyarakat khususnya di Jakarta Utara. 

 

"Mesti harus kita kita tekan kan kepada hal-hal yang sifatnya berkenaan dengan ilmu yang terjadi saat ini yang harus dipahami yang harus diyakini dan yang harus diamalkan itu yang harus kita terapkan dalam sistem yang lebih bisa mengena kepada masyarakat," ungkapnya.

 

Dalam kegiatan tersebut, para pengurus Syuriyah NU se-Jakarta Utara dibekali dengan pendalam materi. Beberapa materi yang disampaikan yaitu sejarah, metode berpikir dan gerakan aswaja, implementasi aswaja dan keindonesiaan, strategi dakwah Aswaja An-Nahdliyah untuk masyarakat Jakarta Utara, deradikalisasi dan deliberalisasi perspektif aswaja.Â