Jakarta Raya

Pesan pada Kongres Ke-XXI PB PMII: Kader Melimpah harus Punya Kompetensi  

Kamis, 1 Agustus 2024 | 12:00 WIB

Pesan pada Kongres Ke-XXI PB PMII: Kader Melimpah harus Punya Kompetensi  

Dhimas Wafa Al Muhammad setelah pelantikan PMII Unusia Jakarta. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online Jakarta
Pengurus Besar (PB) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) akan menyelenggarakan Kongres Ke XXI pada tanggal 12-14 Agustus 2024 di Palembang, Sumatera Selatan yang akan datang. Forum musyawarah tertinggi yang ada di tubuh PMII itu salah satunya akan memutuskan Ketua Umum PB PMII dan Ketua Kopri PB PMII yang baru.


Para kader PMII banyak menitipkan harapan kepada ketua umum terpilih nanti untuk dapat memberikan kebijakan yang berdampak sesuai kebutuhan kader di seluruh Indonesia. Terdapat dua unsur yang melekat pada organisasi agar betul-betul dimanfaatkan sebaik mungkin. Sehingga dapat melahirkan kader PMII yang melimpah mempunyai kompetensi, berbudi luhur dan berilmu sesuai tujuan organisasi.

 

“Melihat kondisi saat ini yang diharapkan dari kongres PMII ada dua unsur. Pertama, sumber daya manusia (SDM) dan kompetensi. Dua-duanya harus lengkap ada pada organisasi. Punya kader harus ada kompetensinya. Unsur yang kedua, terobosan kaderisasi baru dengan memanfaatkan media digital. Karena itu yang dibutuhkan sekarang.,” ujar Dhimas Wafa Al Muhammad kepada NU Online Jakarta, Kamis (1/8/2024). 


Dhimas menjelaskan bahwa PMII mempunyai SDM yang melimpah. Perlu dukungan penuh untuk memfasilitasi kader agar tumbuh berkualitas. Menurutnya, di era sekarang, selama ini masih bergantung pada dunia pendidikan saja. Padahal generasi sekarang mudah sekali merasa bosan dan ditambah dengan sistem pendidikan yang terlalu monoton.  

 

“Sangat penting generasi PMII sekarang agar menyiapkan kader yang matang dan berkualitas. Karena kader sekarang yang akan menentukan untuk menyambut bonus demografi dan menjadi harapan baru bagi Indonesia. Jika hanya mengandalkan pendidikan saja yang terlalu monoton itu, bisa jadi kader PMII akan kehilangan kesempatan emas dan menimbulkan masalah di masa depan,” tegas Dhimas yang juga kader PMII Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) itu. 


Wakil ketua PMII Unusia Jakarta itu berharap Ketum PB PMII terpilih nanti dapat merealisasikan kebijakan dan program pelatihan seluruh Indoensia sebagai jawaban atas tantangan yang dihadapi para kader. Sudah banyak waktu terbuang sia-sia hanya karena terlalu nyaman menggunakan media sosial sehingga lupa untuk mengasah kemampuan.


“Kita tidak ingin kader yang lahir dan tumbuh tapi nihil kompetensi. Kadang sering lupa saking nyamannya dengan media sosial, baca buku dan diskusi-diskusi yang seharusnya hidup di sekretariat malah mati tidak berjalan sama sekali,” ungkap Dhimas.


Lebih lanjut, Dhimas mengungkapkan perlunya kolaborasi antara pendidikan dan organisasi untuk menghadirkan kader yang unggul. Ia berharap kader yang tumbuh mempunyai soft skill, kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan inovasi. Sehingga tidak terjebak membanggakan angka kognitif yang tidak dibarengi dengan keahlian khusus.


“Ini penting agar generasi kita sekarang tidak terjebak terlalu berlebihan membanggakan angka kognitif saja. Saya kira kondisi sekarang bukan lagi mengutamakan angka kognitif. Angka biasa aja cukup, tapi yang dibutuhkan keahlian khusus,” jelas Aktivis PMII Jakarta itu.  


Kemudian, kata Dhimas, dibutuhkan pengkaderan dalam bentuk membangun kemandirian ekonomi dengan pendidikan kewirausahaan. Hal itu penting bagi para kader sehingga orientasi ke depan tidak terus-menerus pada jalur politik. Menurutnya, ia yakin banyak kader yang ingin konsentrasi pada kemandirian ekonomi tetapi jarang sekali mendapat dukungan dan pelatihan. 


“Diperlukan materi khusus atau pelatihan khusus kewirausahaan untuk para kader. PB PMII juga perlu mengapresiasi para kader yang mempunyai kreativitas dan inovasi yang dampaknya bisa untuk orang banyak. Termasuk mengapresiasi betul kepada kader kewirausahaan agar menjadi contoh bagi kader seluruh Indonesia atas dedikasinya. Selama ini yang saya tau belum tersentuh sama sekali. Padahal itu penting,” terangnya.   


Kepemimpinan ke depan, Dhimas berharap dapat melanjutkan roda organisasi dengan warna baru serta terobosan baru untuk menyikapi tantangan revolusi Industri. 

 

“Kepemimpinan yang lebih menitikberatkan pada inovasi yang dapat mondorong perkembangan SDM yang efisien, fleksibel, dan berkelanjutan,” tutup Dhimas. 

 

Kontributor : Firnandussyafi Rohman
Editor: Khoirul Rizqy At-Tamami