• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Sabtu, 4 Mei 2024

Opini

Kacamata Pendidikan Islam di Era Society 5.0

Kacamata Pendidikan Islam di Era Society 5.0
Melalui society 5.0, kecerdasan buatan yang mempertimbangkan sisi manusia akan mengubah sejumlah besar data yang terkumpul secara online di semua bidang kehidupan. (Foto: NU Online).
Melalui society 5.0, kecerdasan buatan yang mempertimbangkan sisi manusia akan mengubah sejumlah besar data yang terkumpul secara online di semua bidang kehidupan. (Foto: NU Online).

Mengingat begitu cepatnya perkembangan zaman, kemajuan teknologi saat ini tidak dapat dipisahkan dari keberadaan manusia. Kemajuan teknologi telah memberikan dampak bagi masyarakat dan lingkungan dari waktu ke waktu. Saat ini Jepang memeperkenalkan kembali gagasan society 5.0 kepada masyarakat global setelah Revolusi Industri 4.0. society 5.0 atau bisa diartikan sebuah konsep yang dicetuskan oleh pemerintah Jepang. Konsep society  5.0  tidak  hanya  terbatas untuk faktor manufaktur tetapi juga memecahkan masalah sosial dengan bantuan integrasi ruang fisik dan virtual (Nastiti et al., 2022). 


Konsep society 5.0 menuntut masyarakat berpusat pada manusia yang maju secara teknologi. Setiap individu diharapkan mampu menggunakan berbagai teknologi yang diciptakan pada masa revolusi industri 4.0 untuk mengatasi berbagai isu dan kesulitan yang terjadi pada masa society 5.0 .


Di era society 5.0 semua teknologi terintegrasi ke dalam kehidupan sehari-hari, dan internet digunakan lebih dari sekadar berbagi informasi. Dalam society 5.0, di mana orang adalah komponen utama, kemajuan teknis yang memungkinkan orang menciptakan nilai-nilai baru dapat mengurangi perbedaan antara orang-orang dan potensi masalah ekonomi di masa depan. Meski menantang di negara berkembang seperti Indonesia, Jepang kini telah memantapkan diri sebagai negara dengan teknologi paling mutakhir, bukan berarti tidak bisa dilakukan penerapnnya di negara Indonesia.


Melalui society 5.0, kecerdasan buatan yang mempertimbangkan sisi manusia akan mengubah sejumlah besar data yang terkumpul secara online di semua bidang kehidupan. Tentu diantisipasi akan muncul kearifan baru untuk berinteraksi dengan orang lain. Konsep society 5.0 berpengaruh terhadap seluruh kegiatan manusia, termasuk dalam bidang pendidikan. Pendidikan adalah kegiatan manusia yang universal. Pendidikan agama Islam menunjukkan corak pendidikan tertentu, yaitu pendidikan dengan kehalusan keislaman, pendidikan yang bernuansa Islami, dan pendidikan yang berlandaskan Islam (Tafsir, 2010).  


Pendidikan Islam adalah kegitan yang dilaukan oleh pendidik dengan tujuan membimbing, mengembangkan, dan mengarahkan potensi anak agar dapat berfungsi dan berperan sesuai dengan kodratnya sebagaimana adanya. Dengan demikian pendidikan agama Islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek yang dibutuhkan oleh hamba Allah, sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun ukhrawi (Arifin, 2009).


Adanya konsep society 5.0 menjadi tantangan bagi pendidikan Islam untuk  berperan signifikan dalam menghadirkan pendidikan tentang wajah Islam yang membawa perubahan untuk mendukung konsep society 5.0. Teknologi dan penggunaannya sangat menonjol di era society 5.0. Masalah terbesar yang dihadapi di bidang pendidikan adalah teknologi dan bagaimana teknologi itu digunakan dalam penerapan sistem pendidikan yang ada. Untuk dapat menghasilkan generasi yang dapat berkembang di bidang teknologi untuk kebaikan masyarakat, diperlukan pendidikan Islam yang baik. Hal itu mendukung prinsip bahwa pendidikan Islam berfungsi sebagai pengatur sikap moral dalam penggunaan teknologi sekaligus sebagai subjek dalam pemharuan teknologi yang ada saat ini.


Setiap orang diharapkan memiliki tiga keterampilan yang memungkinkan mereka untuk mengatasi masalah yang muncul di masyarakat dan di bidang pendidikan, khususnya pendidikan Islam. Adapun tiga keterampilan yang harus dimiliki peserta didik seperti: Pertama, kemampuan dalam memecahkan masalah. Setiap peserta didik diharapkan mampu mengatasi berbagai masalah yang muncul. Kedua, bisa berfikir secara kritis. Setiap peserta didik diharapkan mampu berfikir secara kritis dengan cara berpikir untuk beradaptasi di masa depan adalah gaya berpikir analitis, kritis, dan kreatif, yang harus selalu dikenalkan dan disesuaikan. 


Pemikiran tingkat tinggi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis pemikiran ini (HOTS: Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi). Ketiga, kemampuan untuk berkreativitas. Setiap peserta didik diharapkan mampu menjadi kreatif. Adapun kreatif dapat didefinisikan sebagai memiliki kapasitas untuk mendekati masalah dengan cara baru dan tidak konvensional dan menghasilkan solusi yang spesifik untuk setiap masalah.


Selain itu, aspek-aspek pendidikan Islam berikut ini harus diubah dan diciptakan jika ingin menerapkan konsep society 5.0 dalam Pendidikan Islam. Pendidikan Islam di Indonesia harus lebih menitikberatkan pada dimensi kognitif sehingga dapat membantu masyarakat memiliki kehidupan yang lebih ritualistik dan inklusif. 


Pendidikan Islam juga harus berfokus pada sentralistik yang masih ada. Pendidikan Islam yang baik tentunya didukung dengan adanya para pengajar yang kompeten dalam bidangnya. Para pengajar bukan hanya ahli dalam bidang keagamaan saja, tetapi juga harus ahli dalam memanfaatkan teknologi untuk menciptakan peserta didik yang ahli dalam bidang  dan bidang teknologi.


Pendidikan Islam juga harus dilengkapi untuk menangani kesulitan yang akan dibawa oleh munculnya konsep society 5.0 yang tak terelakkan. Akibatnya, setiap komponen harus mampu menangani berbagai masalah yang terajdi dalam dunia Pendidikan Islam di indonesia.


Apa yang telah dicapai oleh Pendidikan Islam tidak boleh hilang, dan seseorang harus diperlengkapi untuk mempertahankan diri dari berbagai tantangan yang ada dalam penerapan konsep Society 5.0 dalam Pendidikan Islam. Pendidikan Islam harus senantiasa meningkatkan kecakapan dalam segala bidang, khususnya bidang pendidikan. Pendidikan Islam harus senantiasa mampu melakukan inovasi ke arah yang lebih baik agar tidak tertinggal dan hancur kualitasnya oleh perkembangan zaman yang semakin maju dan berteknologi.


Kajian Pustaka:


Arifin, M. (2009). Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Bumi Aksara.

Kajian, J. (2022). Kesiapan Pendidikan Indonesia Menghadapi era society 5.0. Edcomtech, 5(1), 61–66.

Tafsir, A. (2010). Ilmu Pendidikan Dalam Persspetif Islam. Remaja Rosdakarya.


Muhammad Thariq Aziz, Mahasiswa Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), Universitas Islam Negri (UIN), Syarif Hidayatullah Jakarta.


Opini Terbaru