Tingkatkan Partisipasi Pemilih, BPPNU Jakarta Akan Berikan Pendidikan Politik untuk Gen Z
Rabu, 9 Oktober 2024 | 08:00 WIB
Jakarta, NU Online Jakarta
Direktur Badan Pemantau Pilkada Nahdlatul Ulama (BPPNU) Jakarta H Abdul Azis Suaedy akan memberikan pendidikan politik bagi Gen Z guna meningkatkan partisipasi pemilih di kalangan anak muda. Ia menilai generasi Z (Gen Z) memiliki peran penting dalam menyukseskan Pilkada Jakarta 2024.
“PWNU Jakarta akan lakukan Pendidikan Politik pada segmen ini secara khusus, dengan kerjasama pada banom atau lembaga yang membidangi ini. Pada pertengahan Oktober program ini terealisasi, kami juga masih melakukan koordinasi. Saat ini BPPNU Jakarta sedang fokus registrasi dan akreditasi,” ujarnya kepada NU Online Jakarta, Rabu (9/10/2024).
Azis berharap pendidikan politik ini dapat membantu Gen Z memahami pentingnya keterlibatan mereka dalam pemilihan umum dan proses pengambilan keputusan. Menurutnya, generasi muda merupakan masa depan bangsa, mereka harus mampu menyuarakan aspirasi dan memahami isu-isu politik yang berdampak pada kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
“Millenial dan Gen Z punya porsi setengah lebih pemilih di Jakarta. Partisipasi Gen Z sangat diharapkan untuk Pilkada Jakarta. Peran Gen Z dalam era politik di zaman digital sebagai pemilih pertama menjadi sorotan utama,” ujarnya.
Lebih lanjut, Azis menjelaskan Gen Z dikenal sebagai generasi paling terampil dalam penggunaan teknologi digital. Mereka mampu membedakan informasi valid dari hoaks yang dapat memengaruhi pemikiran dan keputusan politik mereka.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Kepekaan terhadap informasi yang beredar di media sosial serta kemampuan untuk mengidentifikasi hoaks menjadi kunci penting dalam pengambilan keputusan yang tepat,” jelasnya.
Salah satu perwakilan Gen Z, Zahra seorang mahasiswi dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), mengungkapkan pengalamannya menghadapi dinamika politik yang mengejutkan selama Pilkada 2024 di Jakarta.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
"Jujur, saya agak sedikit culture shock melihat dinamika politik di pilkada tahun ini. Misalnya, salah satu pasangan calon (paslon) diduga 'mencatut' data warga untuk syarat pencalonan, termasuk data dari keluarga politikus ternama,” terangnya.
Selain itu, ia juga menyoroti soal dugaan paslon yang menggunakan klub sepak bola. Menurutnya, sepak bola harus dipisahkan dari persoalan politik.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Ini adalah kesempatan bagi warga Jakarta, termasuk saya, untuk menyuarakan aspirasi dan memilih pemimpin yang sesuai dengan visi dan misi mereka," ujarnya.
Sementara itu, mahasiswi dari Universitas Ibnu Chaldun Jakarta Tusvia juga menekankan pentingnya partisipasi aktif dalam Pilkada.
"Pilkada ini dapat mempengaruhi isu-isu penting seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan transportasi. Partisipasi dari kalangan muda dan mahasiswa sangat penting untuk memastikan suara generasi muda didengar,” ucapnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Ia berharap proses pemilihan berlangsung dengan baik dan transparan, sehingga dapat menghasilkan pemimpin yang mampu membawa perubahan positif bagi Jakarta.
“Pilkada tahun ini seharusnya menjadi pesta demokrasi bagi warga Jakarta, bukan hanya bagi partai politik,” tekannya.
Sebelumnya, Dalam konteks partisipasi pemilih, penting bagi warga untuk memahami syarat terdaftar sebagai pemilih. Berdasarkan PKPU No. 7 Tahun 2022, syarat menjadi pemilih mencakup usia 17 tahun atau lebih. Selanjutnya tidak sedang dicabut hak pilihnya oleh pengadilan, dan memiliki E-KTP yang menunjukkan domisili di Indonesia.
Dengan berbagai dinamika yang ada, harapan masyarakat adalah agar Pilkada 2024 ini dapat berjalan dengan baik, transparan, dan menghasilkan pemimpin yang berkomitmen untuk memajukan Jakarta.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND