• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Kamis, 2 Mei 2024

Jakarta Raya

Gus Faiz: Dai Jangan Buat Materi Dakwah yang Jadikan Umat Terpecah-belah

Gus Faiz: Dai Jangan Buat Materi Dakwah yang Jadikan Umat Terpecah-belah
Sebagian meyakini kalau si A yang menjadi presiden akan maslahat. Sebagian lainnya juga meyakini kalau B yang menjadi presiden maka akan membuat lebih maslahat. (Foto: NU Online Jakarta/Haekal Attar).
Sebagian meyakini kalau si A yang menjadi presiden akan maslahat. Sebagian lainnya juga meyakini kalau B yang menjadi presiden maka akan membuat lebih maslahat. (Foto: NU Online Jakarta/Haekal Attar).

Jakarta Pusat, NU Online Jakarta


Wakil Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta KH Muhammad Faiz (Gus Faiz) mengingatkan kepada para dai (pendakwah) agar tidak membuat materi dakwah yang dapat memecah-belah Umat Islam. Hal itu disampaikannya akibat kekhawatiran Gus Faiz menjelang tahun politik 2024 mendatang. 


"Menjelang Pemilu atau pada pelaksanaan Pemilu dan pasca Pemilu 2024 nanti, materi dakwah yang disampaikan oleh para dai tidak mengarah pada pecah belah umat," katanya saat acara Silaturahim dan Halaqah Dakwah di Gedung Walikota Administrasi Jakarta Selatan, Kamis (24/8/2023) lalu.


Wakil Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu mengarahkan para pendakwah untuk menyampaikan materi terkait kedewasaan umat Islam saat menghadapi perbedaan-perbedaan yang mungkin terjadi selama pesta demokrasi itu berlangsung.


"Adalah tugas para dai mendewasakan umat dalam berpolitik, sehingga perbedaan pilihan politik tidak menyebabkan perpecahan,” jelasnya.


Gus Faiz mengklaim bahwa materi dakwah dengan upaya pengusungan Khilafah merupakan bukan bagian kesepakatan pendiri bangsa, hal ini dapat menjadi pemicu terbelahnya umat Islam yang hidup di negara demokrasi.


"Pentingnya para dai menjaga NKRI dari pihak-pihak yang menginginkan bentuk khilafah yang tidak sesuai dengan kesepakatan para pendiri bangsa," katanya.


Lebih jauh, Gus Faiz menjelaskan adanya perbedaan pilihan politik yang ada nanti harus mengacu kepada kemaslahatan bersama bukan sekedar bagian dari caci maki belaka.


"Perbedaan pilihan ini karena pertimbangan kemaslahatannya berbeda," jelasnya.


Gus Faiz mencontohkan jika sebagian meyakini kalau si A yang menjadi presiden akan maslahat. Sebagian lainnya juga meyakini kalau B yang menjadi presiden maka akan membuat lebih maslahat.


“Jadi semua pihak harus memahami pilihan orang lain yang berbeda  jangan sampai mengkait-kaitkan prefensi politik dengan keimanan atau keislaman seseorang," tegas putra Pengasuh Pesantren Daarurrahman Prof KH Syukron Ma'mun.


Sehingga, menurut Gus Faiz karena para pendakwah itu terlalu bersemangat sehingga menghilangkan makna dakwa itu sendiri yang berarti menyatukan dan membuat kemaslahatan untuk seluruh masusia.


"Jangan sampai peran dai dalam berpolitik membuatnya lupa tugasnya sebagai dai untuk menjaga persatuan dan persaudaraan umat," pungkasnya.


Editor: Haekal Attar


Jakarta Raya Terbaru