• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Sabtu, 4 Mei 2024

Jakarta Raya

LFNU DKI Prediksi Gerhana Bulan Parsial di Akhir Oktober 2023

LFNU DKI Prediksi Gerhana Bulan Parsial di Akhir Oktober 2023
Ilustrasi bulan. (Foto: NU Online Jakarta/Ikhwanoe).
Ilustrasi bulan. (Foto: NU Online Jakarta/Ikhwanoe).

Jakarta Barat, NU Online Jakarta


Lembaga Falakiyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (LF PWNU) DKI Jakarta memprediksi akan adanya gerhana bulan parsial yang akan terjadi pada 29 Oktober 2023 pukul 03:14 WIB. Hal tersebut tertuang dalam surat edaran nomor 147/LF-DKI/X/2023 yang disahkan oleh Ketua LF PWNU DKI Jakarta KH Abdul Kholik, Kamis (26/10/2023).


Kiai Kholik menjelaskan bahwa gerhana bulan parsial terjadi ketika hanya sebagian dari bulan tertutup oleh bayangan bumi. Hal ini berbeda dengan gerhana bulan total, di mana seluruh bulan tertutup oleh bayangan bumi. 


"Gerhana kali ini terjadi sebagai gerhana sebagian (parsial), waktu gerhana untuk Jakarta dimulai fase awal parsial pukul 02:33 WIB tinggi 40°47' azimut 294°24', fase tengah gerhana pukul 03:14 WIB tinggi 31°58' azimut 290°52', dan fase akhir parsial pukul 03:52 WIB tinggi 22°59' azimut 288°21'," jelasnya.


Kiai Kholik mengungkapkan penyebab terjadinya gerhana bulan parsial, selain terjadi ketika bulan bergerak melalui sebagian bayangan bumi. Terdapat tiga komponen utama dalam sebuah gerhana bulan parsial yaitu pertama, bayangan utama (umbra) merupakan bagian tergelap dari bayangan bumi.


"Kemudian yang kedua adalah bayangan penumbra, yaitu bagian lebih terang dari bayangan Bumi. Nah, yang ketiga yaitu cahaya matahari yang dimana menjadi sumber cahaya yang menerangi bulan," sebutnya.


Kemudian, Kiai Kholik menyampaikan ilustrasi terjadinya gerhana bulan menurut Guru Mansur, menurutnya gerhana bulan terjadi hanya di tengah bulan hijriah saja.


"Dalam kitabnya Sullam al Nayyirain, Guru Manshur ulama yang dikenal dalam Ilmu Falaknya memeberikan ilustrasi terkait gerhana bulan Ketahuilah, sesungguhnya gerhana bulan tidak akan terjadi kecuali pada pertengahan bulan hijriah," katanya.


"Cahaya bulan disebabkan oleh sinar matahari, saat gerhana cahayanya akan menghilang. Khusuf adalah hilang cahaya bulan sebab terperangkap bayangan umbra bumi, karena sesungguhnya Bulan itu tidak bercahaya sendiri melainkan memanfaatkan sinar Matahari," sambungnya.
   

Selanjutnya, Kiai Kholik menyatakan bahwa gerhana bulan bisa terjadi apabila bayangan bumi menyentuh permukaan bulan.


"Apabila bumi berada diantara bulan dan matahari maka terhalang darinya (bulan) sinar matahari, lalu bayangan bumi mengenai bulan yang menjadikannya berwarna hitam pekat, itu menjadi sebab bulan dilihat dalam keadaan gerhana," tutupnya.


Kontributor : Ikhwanoe
Editor: Haekal Attar
 


Jakarta Raya Terbaru