• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Minggu, 5 Mei 2024

Jakarta Raya

KH Zulfa Mustofa Ceritakan Kisah Unik Imam Syafi'i dan KH Idham Chalid Saat Tidak Qunut

KH Zulfa Mustofa Ceritakan Kisah Unik Imam Syafi'i dan KH Idham Chalid Saat Tidak Qunut
Kiai Zulfa menyatakan tradisi tersebut mencerminkan betapa indahnya perbedaan ketika umat Islam bisa saling menghormati dan saling menghargai.  (Foto: Istimewa)
Kiai Zulfa menyatakan tradisi tersebut mencerminkan betapa indahnya perbedaan ketika umat Islam bisa saling menghormati dan saling menghargai.  (Foto: Istimewa)

Kota Bekasi, NU Online Jakarta


Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Mustofa mencerikatan kisah unik saat Imam Syafi'i dan KH Idham Chalid tidak melakukan doa qunut saat melaksanakan shalat shubuh. 


Kisah tersebut diceritakan dalam ceramahnya diacara Tabligh Akbar Peringatan Tahun Baru Islam dan Kemerdekaan Indonesia ke 78 Tahun di Masjid Raya Kota Harapan Indah, Kota Bekasi, Senin (7/8/2023) malam. 


KH Zulfa Musthofa menceritkan ketika Imam Syafi'i mengunjungi Kota Kufah yang merupakan tempat Imam Abu Hanifah tinggal, mayoritas penduduknya bermazhab Hanafi. Kemudian Imam Syafi'i menunaikan shalat subuh di sebuah masjid di Kota Kufah. Namun ketika shalat ia mengikuti jama'ah setempat dan tidak membaca doa qunut. 


"Ditanya (Imam Syafi'i) sama orang kampung situ, Wahai Imam Syafi'i bukankah anda berpendapat bahwa qunut itu sunnah? Lalu mengapa anda tidak qunut subuh di sini? Lalu Imam Syafi'ibilang saya di kampungnya Imam Abu Hanifah dan dia berpendapat bahwa qunut itu tidak sunnah, maka saya harus menghormatinya dan menghargai mayoritas penduduk di sini," papar Kiai Zulfa. 


"Itulah ajaran akhlak yang diajarkan oleh Imam Syafi'i," sambungnya. 


Praktek seperti ini, kata Kiai Zulfa pernah juga dilakukan oleh Ketua Umum PBNU KH Idham Chalid dan Ketua Umum Muhammadiyah Buya Hamka ketika berangkat haji menggunakan kapal laut. Menariknya, ketika hendak shalat subuh, Kiai Idham tidak membaca qunut. 


Usai shalat, Kiai Idham pun ditanya oleh warga NU yang menjadi makmum yang heran melihat Kiai Idham. Kemudian Kiai Idham menjawab bahwa ia menghormati warga Muhammadiyah yang menjadi makmum. Keesokan harinya, Buya Hamka menjadi imam shalat subuh di kapal tersebut dan ia pun membaca qunut untuk menghormati warga NU yang menjadi makmum. 


"Buya Hamka mengatakan alasan saya qunut karena mayoritas di belakang saya (makmum) adalah warga NU," jelasnya. 


Kiai Zulfa menyatakan tradisi tersebut mencerminkan betapa indahnya perbedaan ketika umat Islam bisa saling menghormati dan saling menghargai. 


"Dulu orang beda pendapat tentang qunut itu (hidup) rukun, karena sama-sama punya ilmunya, inilah yang namanya taswiyatul manhaj" pungkasnya.


Doa Qunut Dalam Madzhab Syafi'i


Dalam lansiran NU Online (Ketika Imam Syafi'i Tidak Qunut di Masjid Imam Hanafi) Qunut dalam mazhab Syafi’i merupakan salah satu sunnah ab’adl dalam shalat Subuh. Jika seseorang meninggalkannya, baik secara sengaja ataupun karena lupa, sunnah baginya untuk melakukan sujud sahwi di akhir shalat, 


Sebagai informasi, qunut secara bahasa berarti pujian. Secara istilah syara’, qunut diartikan sebagai sebuah dzikir khusus yang mengandung pujian dan doa. (lihat: Syekh Abdullah bin Hijazi bin Ibrahim, Hasyiyah Asy-Syarqawi, Beirut: Dar El-Fikr, h. 190).


Imam Taqiyuddin al-Dimasyqi menyebutkan bahwa kesunnahan qunut ini didasarkan pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, bahwa Anas bin Malik ra., berkata, “Rasulullah saw. Selalu membaca qunut pada shalat Subuh hingga wafatnya.” (lihat Kifayatul Akhyar Juz 1, Beirut: Dar El-Fikr, h. 93).


Pewarta: Khorul Rizky At-Tamimi
Editor: Haekal Attar
 


Jakarta Raya Terbaru