Pemikirannya Terus Dikaji, PWNU Jakarta Sebut KH Hasyim Asy’ari seperti Sumur yang Tak Pernah Kering
Senin, 7 Oktober 2024 | 10:00 WIB

Ketua PWNU Jakarta KH Samsul Maarif dalam acara Muktamar II Pemikiran Hadratusyaikh KH Hasyim Asyari yang di gelar Ikapete Nasional di Masjid Raya KH Hasyim Asyari, Jakarta Barat pada Jumat (4/10/2024). (Foto: NU Online Jakarta/Erik Alga Lesmana)
Erik Alga Lesmana
Kontributor
Jakarta Barat, NU Online Jakarta
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta KH Samsul Ma'arif menyebutkan Hadratusyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari seperti sumur yang tidak pernah kering, bahkan airnya selalu mengalir terus menerus. Karena pemikirannya terus dikaji banyak orang sampai sekarang.
Hal itu disampaikan Kiai Samsul pada kegiatan Muktamar II Pemikiran Hadratusyaikh KH Hasyim Asy’ari dilaksanakan oleh Presedium Ikatan Keluarga Alumni Pondok Pesantren Tebuireng (Ikapete) Nasional di Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari, Jakarta Barat pada Jumat (4/10/2024).
“Sekalipun secara jasadnya kita mungkin sebagian besar tidak melihat seperti apa sosok Hadratusyaikh KH Hasyim Asy’ari. Tetapi secara pemikiran terus dikaji oleh banyak orang, itu sebabnya kita sebagai santri Tebuireng untuk menghidupkan kembali Hadratusyaikh Muhammad Hasyim Asy’ari. Tentu menghidupkan kembali dengan mengkaji pikiran-pikiran beliau,” ujar Kiai Samsul.
Kiai Samsul mengungkapkan bahwa salah satu sumber primer untuk mengkaji pemikiran KH Hasyim Asy’ari melalui berbagai karya tulisnya. Ia juga mengungkapkan berbagai kitab yang hingga sekarang dapat dijumpai dan dikaji oleh banyak orang sebagai sumber primernya.
“Pertama tentu kita berharap pemikiran yang orisinil yang menjadi sumber pokok referensi primer. Pertama adalah tulisan-tulisan Hadratusyaikh Muhammad Hasyim Asy’ari,” ungkapnya.
“Misalnya ada kitab Adabul Alim wal Mutaalim, kitab Al-Tibyan fi al-Nahy ‘an Muqatha’ah al-Arham wa al-Aqarib wa al-Ikhwan. Ini di dalamnya membicarakan tentang Nahdlatul Ulama juga, misalnya di dalamnya ada muqaddimah qanun asasi yang menjadi dasar pemikiran Nahdlatul Ulama, juga ada 40 hadits Arba’in Haditsan Tata’allaq bi Mabadi’ Jam’lyah Nahdhatul Ulama yang berhubungan dengan jamiyyah Nahdlatul Ulama,” terangnya.
Adalagi kitab, kata Kiai Samsul kitab Al-Nur al-Mubin fi Mahabbah Sayyid al-Mursalin, ada kitab Ziyadat Ta’liqat a’la Mandzumah as-Syekh ‘Abdullah bin Yasin al-Fasuruani, ada kitab At-Tanbihat al-Wajibat liman Yashna’ al-Maulid bi al-Munkarat, ada kitab Dhau’ul Misbah fi Bayan Ahkam al-Nikah, ada kitab Risalah Ahli Sunnah Wal Jama’ah fi Hadits al-Mauta wa Syarat as-Sa’ah wa Bayan Mafhum al-Sunnah wa al-Bid’ah.
“Yang semua itu sudah dikumpulkan oleh KH Ishomuddin yang bisa kita lihat bersama yaitu diberi nama Irsyadus Sari. Itu yang bisa sekarang kita beli. Itulah sebagai sumber primer kita,” jelas Kiai Samsul.
Kemudian, lanjut Kiai Samsul sumber kedua untuk mengkaji pemikiran KH Hasyim Asy’ari adalah orang yang dianggap dekat. Dari mulai keluarga sampai kemudian kepada para murid-muridnya.
“Yang nomor dua adalah tentu dari orang-orang yang dianggap paling dekat Hadratusyaikh, orang yang paling dekat dengan Hadratusyaikh adalah tentu putra-putri beliau, selanjutnya cucu-cucu beliau. Terus juga mungkin dari menantu-menantunya,” katanya.
“Nah sumber yang ketiga adalah santri-santrinya Hadratusyaikh yang langsung. Yang mengaji lama terutama,” imbuhnya.
Terpopuler
1
Hasil Demo Ojol 2025: Komisi V DPR akan Gelar Rapat Bersama Kemenhub dan Aplikator
2
MWCNU Kramat Jati Teken Prasasti dan Resmikan Makam Syekh Jafar Jati
3
Warga Temukan Makam Kramat Syekh Jafar: Asal Muasal Nama Kramat Jati?
4
Ini 5 Tuntutan Ojol dalam Demo Besar-besaran 20 Mei 2025
5
Berita Duka: Suami Jurnalis Senior Najwa Shihab, Ibrahim Sjarief Wafat
6
Pengesahan Makam Syeikh Jafar Jati, Kiai Munif Ingatkan Perbanyak Doa Dalam Keadaan Sulit
Terkini
Lihat Semua