• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Jumat, 29 Maret 2024

Jakarta Raya

Teladani Sikap Ulama NU, PCNU Jakpus Gelar Haul Mbah Wahab Dan Gus Dur

Teladani Sikap Ulama NU, PCNU Jakpus Gelar Haul Mbah Wahab Dan Gus Dur
Momen Haul KH Abdul Wahab Chasbullah (Mbah Wahab) dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di PCNU Jakarta Pusat (Jakpus), di Kantor Sekretariat PCNU Jakarta Pusat, pada Minggu (01/01/2023). (Foto: NU Online Jakarta: Farhan Maksudi
Momen Haul KH Abdul Wahab Chasbullah (Mbah Wahab) dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di PCNU Jakarta Pusat (Jakpus), di Kantor Sekretariat PCNU Jakarta Pusat, pada Minggu (01/01/2023). (Foto: NU Online Jakarta: Farhan Maksudi

Jakarta Pusat, NU Online Jakarta

Dalam rangka mengenang dan doa bersama untuk meneladani sikap Ulama NU terdahulu, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Jakarta Pusat (Jakpus) menggelar Haul KH Abdul Wahab Chasbullah (Mbah Wahab) dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Kantor Sekretariat PCNU Jakarta Pusat. Kramat Lontar, Senen, Jakarta Pusat, pada Minggu (01/01/2023). 


Ketua PCNU Jakpus Gus Syaifuddin mengatakan selain Haul Mbah Wahab dan Gus Dur, acara ini juga membahas Resolusi PCNU Jakarta Pusat 2023. Baginya, sikap yang ada pada Ulama NU terdahulu seperti Mbah Wahab dan menjadi sebuah teladan dan pedoman untuk menjalankan aktifitas gerakan organisasi PCNU Jakpus.


“Mbah Wahab adalah ulama dan juga aktivis yang sangat semangat menjalankan roda organisasi, sosok aktivis yang beliau curahkan adalah selalu bergerak untuk NU dan umat. Baik secara tenaga, pikiran, dan juga uangnya. Tidak sedikit harta Mbah Wahab dikeluarkan untuk lancarnya roda organisasi,” jelasnya saat sambutan di acara haul itu. 


Selain Mbah Wahab, Gus Syaifuddin melanjutkan bahwa Resolusi PCNU Jakpus 2023 juga berpedoman kepada Gus Dur. Baginya Gus Dur adalah ulama yang mendunia dan selalu sibuk mengurusi NU dengan ola hidup yang sangat sederhana. 


“Gus Dur memiliki seorang ayah dan kakek yang setiap harinya sibuk mengurusi NU. Beliau adalah sosok yang sederhana dan memiliki keyakinan dalam hidupnya yang sangat tinggi, keyakinan atau optimisme inilah yang harus menjadi pondasi kita berkhidmat kepada NU. 


Lebih dalam, Gus Syaifudin menerangkan bahwa keteladanan dari seorang Gus Dur selalu bersikap seperti nilai-nilai utama ajaran Ahlusunnah Wal Jama’ah (Aswaja) NU.


“Yang harus diteladani adalah harakahnya Gus Dur. Kemudian sikap tawasuth, tasamuh, tawazun, dan i’tidal Gus Dur tidak perlu ditanyakan lagi. Sikap inilah yang harus melekat dalam diri kita yang menjadi pengurus NU di Ibu Kota Jakarta,” katanya.


Gus Syaifudin menjelaskan bahwa Mbah Wahab pernah bernegosiasi dengan malaikat Izrail hingga selesai melaporkan pertanggung jawaban terhadap organisasi.


Saat itu Mbah Wahab sedang dalam masa kritis diusianya ke 83 pada tahun 1971, kata Gus Syaifudin, kemudian Mbah Wahab meminta ajalnya ditunda sampai menyelesaikan LPJ (Laporan Pertanggung Jawaban) sebagai Rais Aam PBNU. 


“Setelah selesai menyampaikan laporan kepada muktamirin di Muktamar ke 25 NU tahun 1971, tidak begitu lama beliau wafat. Innalilahi Wa Inna Ilaihi Rajiun,” jelasnya.  


Haul tersebut diawali dengan pembacaan tahlil yang dipimpin langsung oleh Wakil Ketua PCNU Jakarta Pusat Ustadz Warnadi. Acara dilanjut dengan pembacaan Maulid Nabi Muhammad SAW oleh Ustadz Rofiq dan tim dari Pengurus Ranting (PR) NU Kelurahan Kwitang.


Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh pengurus PCNU dari seluruh Lembaga NU maupun Badan Otonom (Banom) NU, para masyayikh dan ratusan jamaah lainnya.  


Kontributor: Farhan Maksudi
Editor: Haekal Attar


Jakarta Raya Terbaru