Pendekatan Sistem dan Kontingensi Manajemen dalam Perspektif Islam (1): Perbandingan Metodologi
Jumat, 8 November 2024 | 10:00 WIB
Manajemen telah menjadi salah satu elemen penting dalam mengatur dan mengarahkan organisasi menuju tujuan yang ingin dicapai. Dalam perkembangannya, muncul berbagai pendekatan yang menawarkan cara pandang berbeda mengenai bagaimana organisasi dikelola, salah satunya adalah Pendekatan Sistem dan Pendekatan Kontingensi.
Pendekatan Sistem memandang organisasi sebagai sebuah entitas yang terdiri dari berbagai bagian yang saling terkait dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Sebaliknya, Pendekatan Kontingensi menekankan bahwa tidak ada satu pendekatan manajemen yang cocok untuk semua situasi, melainkan pengambilan keputusan harus disesuaikan dengan kondisi spesifik yang dihadapi.
Dalam manajemen modern, kedua pendekatan ini menjadi landasan penting dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan organisasi yang lebih efektif. Pendekatan Sistem memberikan panduan untuk memahami organisasi sebagai keseluruhan yang saling terhubung, sehingga interaksi antar bagian dapat dioptimalkan untuk menciptakan sinergi.
Sementara itu, Pendekatan Kontingensi memungkinkan organisasi untuk tetap fleksibel dalam menghadapi perubahan lingkungan eksternal yang dinamis. Dengan demikian, kedua pendekatan ini memberikan kerangka berpikir yang komprehensif bagi para manajer dalam mengelola berbagai tantangan yang dihadapi organisasi.
Dalam perspektif Islam, kedua pendekatan ini juga menemukan relevansinya dalam nilai-nilai dasar yang diajarkan oleh agama. Pendekatan Sistem dapat disandingkan dengan konsep ukhuwah atau persaudaraan, di mana setiap individu dalam organisasi memiliki tanggung jawab untuk bekerja sama dan menjaga keharmonisan.
Di sisi lain, Pendekatan Kontingensi sejalan dengan ajaran Islam yang menganjurkan fleksibilitas dan adaptasi dalam pengambilan keputusan, sebagaimana yang tercermin dalam konsep ijtihad atau usaha untuk menemukan solusi yang sesuai dengan situasi yang dihadapi.
Untuk membahas lebih dalam bagaimana kedua pendekatan ini dapat diterapkan dalam manajemen modern dengan memperkuatnya melalui nilai-nilai Islam. Dengan mengintegrasikan perspektif Islam dalam pendekatan sistem dan kontingensi, diharapkan manajemen dapat menjadi lebih beretika dan berorientasi pada kesejahteraan bersama.
Lebih lanjut, dalam kesempatan ini akan mengkaji berbagai teori dan praktik manajemen serta kaitannya dengan prinsip-prinsip etika Islami untuk memberikan panduan yang lebih holistik dalam pengelolaan organisasi. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan manajemen yang lebih efektif dan berkelanjutan, khususnya dalam organisasi Islam.
Perbandingan Pendekatan Sistem dan Kontingensi
a. Pendekatan Sistem dalam Manajemen
Pendekatan sistem dalam manajemen memandang organisasi sebagai keseluruhan yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berinteraksi. Pendekatan ini menekankan pentingnya hubungan antar bagian dan bagaimana setiap elemen berkontribusi pada tujuan keseluruhan organisasi.
Dalam Islam, pendekatan sistem dapat dilihat dari cara pengelolaan umat dan interaksi sosial. Sehingga setiap individu memiliki peran dalam menciptakan keseimbangan dan keharmonisan dalam masyarakat.
Sebagai contoh, dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 30 Allah berfirman;
وَاِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلٰٓٮِٕكَةِ اِنِّىۡ جَاعِلٌ فِى الۡاَرۡضِ خَلِيۡفَةً ؕ قَالُوۡٓا اَتَجۡعَلُ فِيۡهَا مَنۡ يُّفۡسِدُ فِيۡهَا وَيَسۡفِكُ الدِّمَآءَۚ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَـكَؕ قَالَ اِنِّىۡٓ اَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُوۡنَ ٣٠
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi". Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui." (QS. Al-Baqarah [2]: 30)
Ayat ini menegaskan peran manusia sebagai khalifah di bumi, yang memiliki tanggung jawab untuk mengelola dan memelihara bumi. Dalam konteks manajemen, ini menunjukkan bahwa setiap individu dalam organisasi memiliki peran penting dan saling berinteraksi satu sama lain.
Pendekatan sistem dapat dilihat dalam ayat ini, di mana setiap individu (sebagai bagian dari sistem) berkontribusi terhadap tujuan bersama. Sebagaimana seorang khalifah harus memahami dan mengelola lingkungan di sekitarnya, manajer juga perlu memahami dinamika sistem yang ada dalam organisasi untuk mencapai hasil yang optimal.
Adapun dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda: "Seorang pemimpin adalah penggembala bagi rakyatnya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin harus memahami peran dan tanggung jawabnya dalam mengelola organisasi atau masyarakat. Pendekatan sistem menekankan pentingnya sinergi dan interdependensi dalam organisasi, yang sejalan dengan pengertian bahwa setiap pemimpin harus mengelola dan memfasilitasi hubungan antar anggota.
b. Pendekatan Kontingensi dalam Manajemen
Pendekatan kontingensi dalam manajemen menekankan bahwa tidak ada satu cara yang benar dalam mengelola organisasi. Sebaliknya, cara terbaik untuk mengelola tergantung pada situasi tertentu yang dihadapi oleh organisasi. Pendekatan ini menyoroti pentingnya fleksibilitas dan adaptasi terhadap berbagai kondisi yang berubah.
Dalam perspektif Islam, pendekatan kontingensi dapat terlihat dari prinsip-prinsip fleksibilitas dan adaptasi dalam pengambilan keputusan, yang sangat penting dalam manajemen.
Dalam Surah Al-Anfal ayat 61, Allah berfirman:
وَاِنۡ جَنَحُوۡا لِلسَّلۡمِ فَاجۡنَحۡ لَهَا وَتَوَكَّلۡ عَلَى اللّٰهِؕ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيۡعُ الۡعَلِيۡمُ ٦١
Artinya: Tetapi jika mereka condong kepada perdamaian, maka terimalah dan bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (QS. Al-Anfal [8]: 61)
Ayat ini menunjukkan pentingnya menyesuaikan strategi dengan kondisi yang ada. Dalam konteks manajemen, ini berarti bahwa manajer harus mampu beradaptasi dan menyesuaikan pendekatan mereka berdasarkan situasi yang dihadapi.
Jika keadaan mengharuskan untuk memilih jalan damai, maka seorang pemimpin harus bersikap fleksibel dan mengutamakan perdamaian. Pendekatan kontingensi sangat relevan saat ini, di mana keputusan manajerial harus didasarkan pada analisis kondisi dan situasi yang spesifik.
Ini juga berhubungan dengan cara Rasulullah SAW dalam menanggapi berbagai situasi yang berbeda selama masa kepemimpinannya.
Dari Ibn Abbas, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya kalian akan dihadapkan dengan berbagai masalah, maka jika salah satu dari kalian tidak mengetahui, maka tanyakanlah kepada orang yang lebih berilmu." (HR. Abu Dawud).
Hadits ini menekankan pentingnya mencari nasihat dan memahami konteks dalam pengambilan keputusan. Dalam pendekatan kontingensi, manajer diharapkan untuk merespons situasi yang kompleks dengan mencari solusi yang paling sesuai, yang berarti mereka harus memahami kondisi di sekitarnya dan tidak ragu untuk meminta bantuan dari orang lain yang lebih berpengalaman. Ini menggarisbawahi perlunya fleksibilitas dan keterbukaan dalam pengambilan keputusan.
Berikut ini beberapa aspek perbandingan pendekatan sistem dan kontingensi dalam manajemen.
1. Aspek Fokus
Pendekatan sistem fokus mengedepankan integrasi dan interaksi antar elemen dalam organisasi. Pendekatan ini berusaha menciptakan sinergi di antara berbagai komponen, termasuk struktur, proses, dan budaya organisasi.
Sedangkan pendekatan kontingensi menekankan bahwa strategi manajemen harus disesuaikan dengan kondisi spesifik yang dihadapi oleh organisasi. Tidak ada pendekatan tunggal yang cocok untuk semua situasi.
2. Aspek Keterhubungan
Pendekatan sistem dalam aspek ini melihat organisasi sebagai sebuah entitas utuh di mana semua elemen saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain. Prinsip ini mencerminkan pandangan Islam tentang 'ukhuwah' (persaudaraan) yang mendorong kerjasama dan saling pengertian.
Sementara dalam pendekatan kontingensi dalam aspek ini mengakui bahwa setiap situasi memiliki karakteristik unik yang memerlukan pendekatan berbeda. Prinsip ini sejalan dengan ajaran Islam yang mengajarkan kebijaksanaan dan adaptasi terhadap lingkungan.
3. Aspek Implementasi
Dalam aspek ini, pendekatan sistem memerlukan struktur yang jelas dan prosedur yang terdefinisi dengan baik. Dalam konteks Islam, ini mencerminkan pentingnya tata kelola yang baik dan transparansi dalam pengambilan keputusan.
Sedangkan dalam pendekatan kontingensi bersifat fleksibel dan adaptif, memungkinkan organisasi untuk merespons perubahan dengan cepat. Pendekatan ini mendorong inovasi dan kreativitas, sesuai dengan prinsip 'ijtihad' dalam Islam.
4. Aspek Prinsip Islam
Pada aspek ini, pendekatan sistem mengedepankan prinsip kesatuan dan kerjasama. Dalam perspektif Islam, hal ini tercermin dalam banyak ayat dan hadis yang mengajak umat untuk bersatu dan bekerja sama demi kebaikan bersama.
Sementara dalam pendekatan kontingensi, menyiratkan pentingnya hikmah (kebijaksanaan) dalam menghadapi situasi. Ini tercermin dalam sikap Rasulullah SAW yang selalu beradaptasi dengan kondisi dan situasi yang berbeda.
Contoh Dalil yang Menggunakan Pendekatan Sistem dan Kontingensi
Pendekatan Sistem
Contoh dalil Al-Qur'an pendekatan sistem seperti yang termaktub dalam QS. Al-Baqarah ([2]: 30): " Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi"..."
Ayat ini menekankan peran manusia sebagai khalifah di bumi, yang memiliki tanggung jawab untuk mengelola dan memelihara bumi.
Lebih lanjut dalam Hadits yaitu: "Seorang pemimpin adalah penggembala bagi rakyatnya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin harus memahami peran dan tanggung jawabnya dalam mengelola organisasi atau masyarakat.
Pendekatan Kontingensi
Contoh dalil dalam Al-Qur'an yaitu dalam QS. Al-Anfal ([8]: 61): “Tetapi jika mereka condong kepada perdamaian, maka terimalah dan bertawakallah kepada Allah….”
Ayat ini menunjukkan pentingnya menyesuaikan strategi dengan kondisi yang ada.
Sementara dalam hadits yaitu, "Sesungguhnya kalian akan dihadapkan dengan berbagai masalah, maka jika salah satu dari kalian tidak mengetahui, maka tanyakanlah kepada orang yang lebih berilmu." (HR. Abu Dawud).
Hadits ini menekankan pentingnya mencari nasihat dan memahami konteks dalam pengambilan keputusan.
Keunggulan dan Keterbatasan
Keunggulan dalam pendekatan sistem yaitu menciptakan efisiensi, sinergi, dan kolaborasi yang lebih baik dalam organisasi. Pendekatan ini dapat menghasilkan kinerja yang lebih tinggi ketika semua bagian bekerja sama dengan baik.
Sedangkan keterbatasannya, pendekatan ini bisa menjadi kaku dan tidak responsif jika tidak ada penyesuaian dengan kondisi nyata di lapangan. Terkadang, fokus pada struktur dapat mengabaikan faktor manusia yang lebih dinamis.
Sementara keunggulan dalam pendekatan kontingensi yaitu memberikan kemampuan untuk menghadapi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan, sehingga organisasi tetap relevan dan mampu bertahan di tengah ketidakpastian.
Keterbatasannya, pendekatan ini mungkin membingungkan dan sulit diterapkan tanpa adanya kerangka kerja yang jelas. Kelebihan fleksibilitas bisa menyebabkan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan
Achmad, Mahasiswa Doktoral Universitas PTIQ Jakarta
Terpopuler
1
Pemilik Pesantren di Jaktim Sodomi 7 Santrinya, MWCNU Duren Sawit Siap Bantu Korban
2
Kick Off Harlah Ke-102 NU Digelar Besok di Surabaya
3
Semarak Harlah Ke-102 NU, Muslimat NU Jakarta Gelar Doa Bersama dan Pasang Bendera Serentak
4
Presiden akan Hadiri Kongres XVIII Muslimat NU di Surabaya Februari 2025
5
Kick-off Harlah Ke-102 NU, Gus Yahya: Warisan Muassis NU Perlu Dijaga Generasi Penerus
6
Harlah Ke-102 NU, LDNU Jakarta Gelar Lailatul Ijtima dan Isra Mi'raj Malam Ini
Terkini
Lihat Semua