• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Sabtu, 20 April 2024

Nasional

Alissa Wahid: Agama Sebagai Nilai Luhur Perjuangan 3 Guru Bangsa

Alissa Wahid: Agama Sebagai Nilai Luhur Perjuangan 3 Guru Bangsa
Ketua PBNU, Alissa Qatrunnada Wahid (Alissa Wahid) saat menjadi pembicara dalam Refleksi Kebangsaan bertema Spirit Guru Bangsa Cak Nur, Gus Dur, dan Buya Syafii di Djakarta Theater, Sabtu (18/3/2023). (Foto: NU Online/Suwitno)
Ketua PBNU, Alissa Qatrunnada Wahid (Alissa Wahid) saat menjadi pembicara dalam Refleksi Kebangsaan bertema Spirit Guru Bangsa Cak Nur, Gus Dur, dan Buya Syafii di Djakarta Theater, Sabtu (18/3/2023). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online Jakarta
Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid menyampaikan agama sebagai nilai perjuangan luhur tiga guru bangsa. Ketiga tokoh tersebut yaitu Nurcholish Madjid, Abdurrahman Wahid, dan Syafi'i Ma’arif.


Hal ini disampaikannya dalam forum “Refleksi Kebangsaan” yang merupakan talkshow Sumbu Kebangsaan yang diinisiasi oleh tiga lembaga yaitu, Jaringan GUSDURian, Nurcholish Madjid Society, dan Ma'arif Institute. Kegiatan tersebut dilaksalanakan pada Sabtu, (18/03/2023), di Djakarta Theater, Jakarta Pusat.


“Tiga guru bangsa ini memiliki kesamaan semangat juang. Kecintaan mereka pada Indonesia tidak perlu dipertanyakan lagi. Begitu pula kecintaan pada Islam, yang pada akhirnya melahirkan ketidakikhlasan ketika Islam digambarkan dengan wajah yang marah,” ungkapnya.


Tokoh yang juga menjabat sebagai Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini membeberkan bahwa selain menjadikan agama sebagai nilai perjuangan, ketiga guru bangsa juga memiliki keberanian. Sikap inilah yang menjadi modal utama perjuangan mereka dalam mewujudkan nilai kemanusiaan. 


“Beliau-beliau ini tidak takut akan perbedaan pandangan. Oleh karena itu, ketiganya tidak selalu sependapat. Akan tetapi kemauan bergerak dan mewujudkan pemikirannya inilah yang sampai sekarang tidak mudah mencari sosok seperti Cak Nur, Gus Dur, dan Buya Syafi’i,” katanya.


Lebih lanjut, Alissa Wahid menegaskan bahwa kegiatan Refleksi Kebangsaan merupakan wadah untuk melanjutkan perjuangan ketiga tokoh bangsa. Sebab, generasi penerus membutuhkan sosok yang menjadi acuan untuk membangun masa depan bangsa.


Tak hanya itu, dia juga mengingatkan telah menjadi tugas bersama untuk membawa nilai-nilai dan keteladanan para tokoh kepada anak muda. Hal ini dilakukan untuk melihat realita dengan lebih tepat tanpa meninggalkan landasan prinsip-prinsip yang luhur. 


“Sekadar memandang realita itu bisa dengan cara pandang apapun. Tapi kalau tidak berbasis prinsip-prinsip, perjuangan kita tidak akan tahu arahnya kemana,” tegasnya.


Forum Refleksi kebangsaan dibuka dengan pembacaan rekomendasi Sumbu Kebangsaan dari 8 talkshow yang sudah dilaksanakan selama 8 pekan sejak Januari. Pembacaan rekomendasi dilakukan oleh masing-masing perwakilan narasumber pada talkshow tersebut. 


Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dari para pembicara utama tentang “Memahami Spirit dan Pikiran Guru Bangsa; Cak Nur, Gus Dur, dan Buya Syafi’i”. Ada dua narasumber yang mengisi sesi ini; Prof Dr M Amin Abdullah selaku anggota Dewan Pengaruh Badan Pembinaan Ideologi/BPIP) dan Yudi Latif, PhD (Dewan Pembina Nurcholis Madjid Society). 

 

Kontributor: Isyatami Aulia
Editor: Khoirul Rizqy At-Tamami
 


Nasional Terbaru