Jakarta Raya

Terpilih Jadi Ketua PCNU Jaktim, Gus Azaz Akan Kuatkan Kaderisasi NU

Sabtu, 30 November 2024 | 17:00 WIB

Terpilih Jadi Ketua PCNU Jaktim, Gus Azaz Akan Kuatkan Kaderisasi NU

Ketua PCNU Jakarta Timur KH Azaz Rulyaqien. (Foto: NU Online Jakarta)

Jakarta, NU Online Jakarta

KH Azas Rulyaqien terpilih sebagai Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jakarta Timur masa khidmah 2024-2029 dalam Konferensi Cabang (Konfercab) X yang digelar di Hotel Salak Herritage, Sabtu (30/11/2024). Usai terpilih, Gus Azaz mengungkap harapannya soal PCNU Jakarta Timur secara keorganisasian sekaligus untuk masyarakat.


Meskipun warga NU diklaim memiliki jumlah yang besar, Gus Azaz mendorong adanya penguatan kaderisasi untuk ke depannya.


“NU itu kan selalu diklaim besar ya surveinya, memang besar warga NU juga besar ya cuma kita masih butuh kader. Jadi yang saya harapkan memang untuk ke depan adalah penguatan di kaderisasi,” kata Gus Azaz dalam tayangan YouTube NU Online Jakarta dikutip Sabtu (30/11/2024).


Gus Azaz juga menyebut ingin lebih mengenalkan majelis-majelis NU rutinan kepada masyarakat. Sebab menurutnya selama ini informasi terkait hal tersebut masih kurang dipromosikan.


“Mungkin kita kurang mempromosikan majelis-majelis NU rutinan yang ada di Jakarta, sehingga masyarakat orang-orang kota yang galau ini mau lari ke mana itu. Jadi saya ingin membuka informasi yang mungkin ke depan saya akan coba nanti kegiatan kita adalah pengajian-pengajian tadi yang di masyarakat,” ujarnya.


Selain itu, ia menegaskan soal kemandirian NU. Kedepannya, Gus Azaz ingin merekrut para Kiai yang memiliki pesantren sebagai pengurus NU karena mereka telah mencapai kestabilan.


“Kita rekrut jadi pengurus NU ya Kiai beneran yang punya pesantren yang hidupnya sudah selesai Insyaallah mereka kalau untuk NU Pasti nggak akan pelit,” katanya.


Kemudian, ia menjelaskan mengenai peran PCNU Jakarta Timur bagi masyarakat sekitar dan menyinggung mengenai produk Konferensi Cabang (Konfercab) yang dibutuhkan masyarakat.


Gus Azaz menyebut akan mengeluarkan produk-produk pemikiran keagamaan yang dapat menyelesaikan berbagai permasalahan publik terkait judol, pinjol, dan paylater.


Menurutnya, para guru dan kiai harus mampu membedakan aplikasi sesuai kategori sehingga dapat membantu dalam menghimbau masyarakat. Ia juga ingin merekomendasikan kepada pemerintah agar pemasaran pinjol diberikan batasan.


“Kita ngomong rekomendasi ke pemerintah agar pemasaran pinjol atau aplikasi itu ada pembatasan,” pungkasnya.