Gaya Hidup

Kenali Gejala Stroke dan Cara Penanganannya

Jumat, 8 November 2024 | 07:10 WIB

Kenali Gejala Stroke dan Cara Penanganannya

Kenali Gejala Stroke dan Penanganannya. (Ilustrasi: Freepik)

Jakarta, NU Online Jakarta

Stroke merupakan penyakit yang sering kali mengancam hidup manusia apabila tidak diatasi dengan baik. Melansir laman Kementerian Kesehatan (Kemkes) RI, Data Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) 2019 mengungkap, stroke adalah penyebab utama kematian di Indonesia.


Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stroke di Indonesia mencapai 8,3 per 1.000 penduduk. Penyakit ini dapat terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia.


Stroke termasuk penyakit katastropik dengan biaya yang tinggi, mencapai Rp5,2 triliun pada 2023. Selain itu, stroke merupakan faktor disabilitas nomor satu dan penyebab kematian nomor tiga di dunia setelah penyakit jantung dan kanker.


Menurut Rizaldy Pinzon dkk dalam buku ‘Awas Stroke! Pengertian, Gejala, Tindakan, Perawatan & Pencegahan’, stroke adalah gangguan fungsi sistem saraf mendadak yang disebabkan gangguan peredaran darah otak.


Stoke dapat dibagi menjadi dua macam, stroke sumbatan (stroke iskemik) dan stroke hemoragik (stroke pendarahan). Stroke iskemik terjadi saat sel tidak mendapatkan aliran darah yang cukup untuk memasok oksigen.


Secara umum, stroke iskemik terjadi karena pembentukan gumpalan darah di otak hingga penyumbatan pembuluh darah kecil (stroke lakuna) yang bisa terjadi saat seseorang memiliki tekanan darah tinggi jangka panjang yang tidak terobati.


Sedangkan stroke hemoragik disebabkan pendarahan di dalam otak yang terjadi ketika pembuluh darah otak robek atau pecah sehingga membuat pendarahan yang menekan jaringan otak di sekitarnya.


Selain itu, pendarahan pada stroke hemorarik dapat terjadi di dalam ruang antara otak dan lapisan luar. Ruang ini disebut subaraknoid dan pendarahan terjadi karena adanya kerusakan pada pembuluh darah yang melewati arakhnoid.


Gejala stroke dapat dikenali melalui beberapa hal, seperti adanya kelumpuhan pada satu sisi, hilangnya kemampuan berbicara, hilangnya kontrol otot pada satu sisi wajah, penglihatan kabur, vertigo, kejang, kekakuan leher, hingga mual dan muntah.


Menurut Iskandar Junaidi dalam buku ‘Stroke, Waspadai Ancamannya’, ada beberapa faktor risiko tertentu yang membuat seseorang rentan terkena stroke. Secara umum, risiko stroke ini terbagi menjadi dua, yaitu:


Pertama, faktor risiko internal yang tidak dapat dikontrol. Semakin tua umur maka lebih rentan terkena stroke. Orang yang berwatak keras, seperti orang Sumatera, Sulawesi, dan Madura rentan terserang stroke. Selain itu, laki-laki lebih berisiko terkena stroke dibanding wanita.


Kedua, faktor risiko yang dapat diubah, seperti merokok, hipertensi, stres, obesitas, diabetes mellitus, dan transient ischemic attack (TIA). Bagi mereka yang terlanjur terkena penyakit stroke, harus segera mengubah gaya hidup untuk mengontrol faktor risiko.


Cara medis dalam penanganan stroke dilakukan dengan cara operasi dan penanganan holistik dengan melibatkan disiplin ilmu kedokteran. Menurut Genis Ginanjar Wahyu dalam buku ‘Stroke Hanya Menyerang Orang Tua?’, keberhasilan penanganan stroke ditentukan oleh beberapa hal, di antaranya:


Pertama, kecepatan pasien dirujuk dengan aman ke rumah sakit yang memiliki fasilitas memadai. 


Kedua, penderita stroke mendapatkan penanganan yang bersifat kerja tim dokter, meliputi ahli penyakit dalam, ahli saraf, ahli radiologi hingga ahli bedah saraf.


Ketiga, adanya kelengkapan sarana penunjang diagnostic stroke yang dimiliki sarana layanan kesehatan.