• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Minggu, 5 Mei 2024

Jakarta Raya

Islah Bahrawi Sebut Tugas NU Jaga Pancasila dan NKRI, Tak Miliki Ambisi Politik

Islah Bahrawi Sebut Tugas NU Jaga Pancasila dan NKRI, Tak Miliki Ambisi Politik
Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi di YPI Al-Hidayah, Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (18/10/2023) semalam. (Foto: NU online Jakarta/Haekal Attar).
Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi di YPI Al-Hidayah, Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (18/10/2023) semalam. (Foto: NU online Jakarta/Haekal Attar).

Bekasi, NU Online Jakarta


Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, netralitas NU banyak dipertanyakan oleh sebagian besar warga terutama sikap politik NU. Sementara itu Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi menyebutkan bahwa tugas NU adalah menjaga Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sehingga menurutnya NU tidak memiliki ambisi politik sebagai organisasi Islam terbesar itu.


"Satu hal yang menarik dari NU, yaitu NU tidak punya ambisi besar dalam politik. Karena harakah-harakah (gerakan) NU sudah final, mentoknya itu menjaga Pancasila dan Keutahan NKRI. Ditengah-tengah Pancasila, NU menjadi jembatan untuk menjembatani toleransi dan seluruh kemajemukan yang berbeda-beda ini," katanya saat acara Hari Santri dan Tabligh Kebangsaan di YPI Al-Hidayah, Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (18/10/2023) semalam.


Pada acara yang diadakan oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Pondok Gede gandeng Forum Silaturahmi Asatidz Muda Kota Bekasi itu, Islah menegaskan bahwa Islam sejak dahulu pernah terpecah belah akibat konflik politik, sehingga NU menurutnya harus setia mengawal peradaban manusia dan menghindari intrik-intrik politik.


"NU sadar betul bahwa Islam terpecah belah berdasarkan persoalan-persoalan politik. Makanya, NU memantapkan dirinya dalam Satu Abad kemarin bahwa NU harus lebih fokus kepada pengawalan peradaban manusia bukan lagi soal harakah dan siyasah (politik)," jelasnya.


Islah menerangkan bahwa secara individu, NU tidak melarang para warganya untuk berpolitik akan tetapi Ia juga menegaskan bahwa jangan sampai memasukan NU keranah perpolitikan tersebut.


"Ini jelas bagian ini, artinya orang-orang NU secara personal silahkan berpolitk, silahkan menggunakan hak-haknya untuk orientasi politiknya melaksanakan pilihan-pilihan politiknya. Tapi jangan membawa NU kedalam kancah pertarungan politik supaya soliditas NU tetap terjaga," jelasnya.


"Karena jelas sekte-sekte dan firqah (kelompok) di dalam Islam terpecah akibat kepentingan-kepentingan politik. Nah ini yang tidak mau terbelah-belah dan terpecah-pecah sehingga kehilangan soliditasnya yang pada akhirnya sandaran bangsa ini terhadap NU jadi hilang," sambungnya.


Lebih dalam, Ia menilai keberadaan NU sebagai penyokong dan benteng utama bangsa Indonesia adalah hal yang utama. Itu dibuktikannya dengan jika saja NU tidak ada maka bangsa Indoensia akan terpecah belah.


"Saya sering mengatakan berkali-kali begini, kalau ini terpecah belah tinggal menunggu hitungan waktu untuk tumbang dan ketika NU tumbang tidak usah ngomongin Pancasila akan sendirinya akan hilang. Kenapa? karena NU sudah terbukti selama puluhan tahun NU selalu menjaga keutuhan republik ini," katanya. 


"Dicaci PKI sudah, dimaki Masyumi sudah, dan dicaci maki Wahabi sudah. Nah sampai Gus Dur diturunkan paksa secara inkonsitusional NU tidak bergeming karena NU lebih memikirkan kepentingan bangsa dari pada konsesi-konsesi politik. Ini adalah ruh dasar dari NU," tutupnya.


"Menghadapi 2024, silahkan orang NU memantapkan diri pilihan politiknya dan menggunakan harakah-harakah dan siyasahnya tanpa harus memecah belah NU," tutupnya.


Pewarta: Haekal Attar
Editor: Aru Elgete


Editor:

Jakarta Raya Terbaru