Ketua PWNU Jakarta Minta Pemerintah Jamin Pendidikan yang Berkualitas untuk Difabel
Rabu, 14 Mei 2025 | 11:00 WIB
Jakarta, NU Online Jakarta
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jakarta KH Samsul Ma'arif mendorong pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk menciptakan pendidikan yang inklusif. Ia meminta pemerintah untuk menjamin pendidikan yang berkualitas untuk warga difabel.
Kiai Samsul menyebut bahwa layanan pendidikan berkualitas harus dapat diakses oleh seluruh anak di Indonesia, tidak terkecuali bagi penyandang disabilitas.
"Utamanya adalah memberikan pendidikan inklusif kepada kaum difabel, termasuk transportasi dan tempat-tempat beribadah," kata Kiai Samsul kepada NU Online Jakarta, Rabu (14/5/2025).
Kia Samsul menyampaikan bahwa sebagai organisasi keagamaan yang menjunjung tinggi kesetaraan, NU harus menjadi pelopor gerakan pendidikan inklusif bagi penyandang disabilitas.
Ciri-ciri kota beradab, menurut Kiai Samsul adalah kota yang dapat menempatkan seluruh elemen masyarakat dalam posisi yang setara tanpa mendiskriminasi antar golongan.
"Saya kira, pemerintah dalam hal ini perlu memberikan layanan ramah difabel di semua akses, termasuk pendidikan gratis, olahraga, termasuk ibadah dan kesempatan kerja di pemerintah daerah menjadi ASN," tuturnya.
Kiai Samsul juga menilai, baik pembangunan infrastruktur maupun pelayanan publik di Jakarta belum sepenuhnya menjamin aksesibilitas terhadap penyandang disabilitas.
"Kita bisa melihat bagaimana ketersediaan fasilitas di ruang publik untuk difabel baik kursi roda, jalur pemandu juga ramp di Jakarta yang belum merata," pungkasnya.
Sebelumnya, Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) Jakarta menggelar Workshop Hari Pendidikan Nasional 2025 bertajuk “Akses Pendidikan dan Kesejahteraan untuk Difabel”. Acara tersebut diselenggarakan di Roemah Djan, Menteng, Jakarta Pusat, pada Sabtu (10/5/2025).
Ketua LPTNU DKI Jakarta, Mulyadin Permana menyampaikan bahwa pendidikan bagi difabel hingga saat ini masih sering terabaikan dan belum menemukan titik terang.
Oleh sebab itu, ia menyebut bahwa acara ini digelar dalam rangka membahas tantangan dan solusi atas pendidikan inklusif di Indonesia.
"Selama ini, kita sudah biasa membicarakan pendidikan dalam konteks biaya, zonasi, dan beasiswa. Tapi akses pendidikan untuk difabel seringkali terabaikan, padahal ini sangat krusial,” ujarnya.
"Melalui kegiatan ini, kami ingin memfasilitasi pertukaran pengalaman antara kelompok difabel dan pemangku kebijakan, serta merumuskan langkah konkret untuk meningkatkan kualitas hidup mereka,” pungkasnya.
Terpopuler
1
Begini Alasan Arab Saudi Tunda Skema Tanazul Haji
2
Soal Polemik Nasab, PBNU Minta Nahdliyin Bersikap Bijak dan Kedepankan Adab
3
PWNU Jakarta Tekankan Budaya Betawi untuk Pemberdayaan Masyarakat
4
Jelang Idul Adha, Pedagang Keluhkan Penurunan Penjualan Hewan Kurban
5
IPNU Jakut Teguhkan Kaderisasi Berbasis Lokal dan Kebangsaan
6
PWNU Jakarta Apresiasi Larangan Ondel-ondel untuk Mengamen
Terkini
Lihat Semua