Wakil Ketua PWNU DKI Nilai Tayangan Fajar Sadboy Rusak Generasi Masa Depan Bangsa
Kamis, 5 Januari 2023 | 16:30 WIB
Rokhman Jaya
Penulis
Jakarta, NU Online Jakarta
Belakangan ini viral anak berusia 15 tahun di media sosial dan stasiun televisi, Fajar Labatjo (Fajar Sadboy) asal Kota Suwawa, Provinsi Gorontalo. Fajar menangis akibat ditinggal sang kekasih.
Melihat hal itu, Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta Husny Mubarak Amir menilai tayangan soal Fajar Sadboy dalam siaran televisi sangat kontraproduktif dan hanya memikirkan hiburan semata sehingga menimbulkan rusaknya generasi bangsa akibat tontonan yang tidak jelas mutunya.
"Seharusnya tayangan televisi menyajikan tayangan konten yang produktif dan tidak memikirkan rating saja," ungkapnya kepada NU Online Jakarta, Rabu (4/1/2023).
Dalam Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) tentang Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dijelaskan lembaga penyiaran tidak boleh mewawancarai anak-anak atau remaja berusia di bawah umur 18 tahun mengenai hal-hal di luar kapasitas mereka dan wajib mempertimbangkan keamanan masa depan anak-anak.
"Seperti stasiun Trans TV dalam progam ‘Pagi Pagi Ambyar’ menyiarkan adegan Fajar Sadboy dengan adegan kegalauannya akibat ditinggal kekasih. Harusnya pihak Trans TV paham soal peraturan penyiaran," tambahnya.
Menurut Husny, anak seusia Fajar Labatjo tidak baik membicarakan hubungan percintaan seperti layaknya remaja dewasa yang terkesan dunia semata soal hubungan dua insan saja. Seusia Fajar seharusnya lebih fokus dalam dunia pendidikan.
“Mau jadi apa ketika generasi kita, apabila anak usia 15 tahun menganggap dunia percintaan adalah segalanya,” tegas Husny.
Husny yang juga salah satu penasehat di Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) NU DKI Jakarta menghimbau kepada pihak televisi ataupun Youtuber dalam produksi konten harus benar-benar dipikirkan dalam segi kemanfaatan untuk generasi muda Indonesia
Lebih dalam, Husny mengkhawatirkan akibat tayangan tersebut, anak-anak di Indonesia mengaggap sosok seperti Fajar itu bagus dan menjadikanya sebagai inspirasi. Sehingga, anak-anak akan mengikuti gaya tersebut untuk viral dan tren masa kini.
“Kita sering melihat siaran progam televisi dengan adegan percintaan anak di bawah umur yang sangat tidak layak dipertontonkan,” pungkasnya.
Pewarta: Rokhman Jaya
Editor: Haekal Attar
Terpopuler
1
Kader PMII Kena Tembak, Ketua Komisariat Unija Serukan Doa dan Solidaritas
2
PWNU Jakarta Desak Kapolri Evaluasi Aparat Pasca Insiden Ojol Wafat
3
Wakil Katib Syuriah PWNU DKI Jakarta: Aparat Harus Gunakan Pendekatan Humanis
4
Ketua GP Ansor Jakut Serukan Perdamaian di Tengah Aksi Unjuk Rasa
5
PWNU Jakarta Minta Pemerintah Realisasikan Tuntutan Masyarakat dan Ciptakan Suasana Kondusif
6
Forum Aliansi Mahasiswa UNUSIA Kecam Tindakan Represif Polisi
Terkini
Lihat Semua