• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Sabtu, 27 April 2024

Jakarta

Harlah 1 Tahun NU Online Jakarta

Menelisik Tradisi Nyekar di Jakarta

Menelisik Tradisi Nyekar di Jakarta
Tradisi nyekar yang dilaksanakan seminggu sebelum menjelang bulan puasa ini menjadi nilai penting bagi kebanyakan masyarakat Betawi yang sangat agamis, religius dan berkarakter yang lekat dengan agama islam. (Foto: NU online Jakarta).
Tradisi nyekar yang dilaksanakan seminggu sebelum menjelang bulan puasa ini menjadi nilai penting bagi kebanyakan masyarakat Betawi yang sangat agamis, religius dan berkarakter yang lekat dengan agama islam. (Foto: NU online Jakarta).

Salah satu tradisi di Jakarta khususnya Betawi yang hingga kini masih dijalankan adalah nyekar atau ziarah kubur. Menurut bahasa dan istilah ziarah adalah mengunjungi makam orang yang telah meninggal dunia dengan tujuan berdoa untuk para pendahulu, kerabat, dan sanak saudara yang telah meninggal dunia. 


Menurut syariat Islam, ziarah kubur adalah mengirim doa lewat tahlil, shalawat, yasin maupun bacaan-bacaan lain dalam Al-Qur’an dengan mendatangi makam kerabat, sanak saudara, ataupun tetangga. Dasar hukum dari ziarah kubur pun tidak dilarang atau sunnah karena dalam Hadist Riwayat At-Tirmidzi dijelaskan bahwasanya ziarah kubur sudah diperbolehkan karena Nabi Muhammad telah diizinkan berziarah ke makam ibundanya dengan tujuan ziarah adalah mengingatkan akan akhirat yaitu kematian. 


Di Jakarta, menjelang bulan puasa ramadhan beberapa masyarakat Jakarta khususnya masyarakat Betawi berbondong-bondong menuju makam leluhur, kerabat, atau saudara terdekat yang sudah meninggal dunia dengan tujuan melakukan kebiasaan kirim doa. 


Tradisi nyekar yang dilaksanakan menjelang bulan puasa ramadhan tepatnya satu hari sebelum puasa ramadhan ini merupakan suatu kebiasaan yang sudah turun temurun dari orang-orang terdahulu dengan norma dan aturan yang sudah diterapkan oleh masyarakat Jakarta khususnya masyarakat Betawi. Mereka meyakini bahwa dengan adanya kirim doa pada saudara ataupun kerabat mereka yang sudah meninggal dunia maka segala dosa-dosanya akan diampuni serta diterima segala amal baiknya oleh Allah SWT.


Tradisi nyekar atau ziarah kubur masyarakat Jakarta khususnya Betawi ini tidak hanya dilaksanakan ketika menjelang bulan puasa ramadhan saja namun juga menjelang hari raya lebaran atau pada bulan-bulan islam seperti Dzulhijjah, Muharram, Rajab dan lainnya. Karena mayoritas dari penduduk masyarakat Betawi adalah suka berziarah kubur, sehingga banyak dari mereka yang menjadikan ziarah kubur adalah suatu bentuk aktivitas keagaamaan yang mempunyai nilai kebaikan dan juga sebagai bentuk ibadah yang dapat mendoakan orang yang sudah meninggal dunia. Adapula sebagian orang yang memaknai ziarah kubur mereka adalah sebagai bentuk pengabdian atau penghormatan kepada sanak keluarga maupun orang-orang tua yang telah meninggal dunia. 


Tradisi nyekar yang dilaksanakan seminggu sebelum menjelang bulan puasa ini menjadi nilai penting bagi kebanyakan masyarakat Betawi yang sangat agamis, religius dan berkarakter yang lekat dengan agama islam. Bagi mereka, ziarah kubur ini menjadi salah satu cara mereka dapat bersilaturrahmi kepada orang terdahulu yang sudah di alam kubur. Oleh karena itu, tradisi nyekar menjadi salah satu adat istiadat, kebiasaan, yang turun temurun dilaksanakan hingga sampai kini. 


Tradisi nyekar bahkan menjadi suatu bentuk ibadah di Jakarta terutama masyarakat Betawi yang menjadikan agama islam sebagai bentuk orientasi akhirat dan diadaptasi melalui budaya. Sehingga tetap memegang teguh keyakinannya yaitu islam dengan tidak melupakan nilai-nilai dan makna dari budaya maupun tradisi itu sendiri. 


Artikel di atas merupakan karya dari Ajeng Puspitasari, peserta lomba artikel dalam rangka Harlah 1 Tahun NU Online Jakarta.


Jakarta Terbaru