• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Jumat, 3 Mei 2024

Literatur

Harlah 1 Tahun NU Online Jakarta

Perhatian Para Elite Agama di Nusantara Terhadap Al-Qur'an

Perhatian Para Elite Agama di Nusantara Terhadap Al-Qur'an
Puluhan judul kitab di atas menjadi bukti bahwa para kyai berbondong-bondong untuk berkhidmah pada Al-Qur'an. Ilustrasi: Al-Quran (freepik/NU Online).
Puluhan judul kitab di atas menjadi bukti bahwa para kyai berbondong-bondong untuk berkhidmah pada Al-Qur'an. Ilustrasi: Al-Quran (freepik/NU Online).

Indonesia merupakan salah satu produsen elite agama kelas dunia. Sejak zaman Syekh Nuruddin Al-Raniri (1644 M) hingga masa kini, selalu ada nama kiai Nusantara yang 'viral' di penjuru dunia. Sebab di samping memiliki santri yang bejibun, beberapa kiai juga mempunyai karya abadi berupa tulisan. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tengah berusaha membuatkan katalog dari sumbangsih elite agama Nusantara dalam satu buku besar. Buku tersebut memuat judul tulisan ulama Nusantara sedari eranya Syekh Abdur Rauf Al-Singkili hingga ulama kontemporer. 
 

Karya ulama Nusantara sedikit-banyak ada yang menggunakan bahasa Arab, padahal beliau-beliau ini tidak pernah belajar di negeri Arab. Sebutlah semisal KH Ihsan bin Dahlan Jampes, seorang santri Nusantara tulen yang mampu menulis kitab berbahasa Arab. Hingga saat ini, karya beliau yang berjudul Siraj al-thalibin (Anotasi terhadap karya terakhir Imam Al-Ghazali yang berjudul Minhaj Al-Abidin) dijadikan diktat di Universitas Al-Azhar Mesir. (Ridlwan Qoyyum Sa’id, Rahasia sukses fuqoha https://onesearch.id/Author/Home?author=Sa%5C%27id%2C+M.+Ridlwan+Qoyyum, Halaman 83).


Jadi, ketokohan dan intelektualitas elite agama Nusantara ini diakui oleh dunia, tidak ada satu pun yang menyangsikannya. Selain beliau, karya Syekh Mahfudz Termas yang berjudul Ghunyat al-thalabah bi syarh al-tayyibah fi al-qiraat al-asyrah juga dijadikan diktat di Al-Azhar, namun yang kampus cabang (Thanta). (Hakamah, Konsep Ulumul Quran Muhammad Mafudz al-Tarmas dalam Manuskrip Fath al-Khabir bi Sharh} Mifta> h} al’Tafsi> r https://ejournal.aiat.or.id/index.php/nun/article/view/40, Halaman 182).


Selain memiliki karya yang berbahasa Arab, ulama Indonesia juga terkenal dengan kepakarannya di berbagai bidang (Mutafannin atau polymath). Di samping mengarang kitab bergenre teosofi, KH Ihsan bin Dahlan juga memiliki karya dalam bidang tafsir. Maka tak heran jika Indonesia disegani di kancah internasional, sehingga harumnya nama Indonesia di seluruh penjuru dunia ini harus dijaga. 


Nampaknya estafet intelektualitas ulama Nusantara memang terlaksana dengan baik. Jika dulu kita mengenal Syekh Nawawi Banten dan Syekh Mahfudz Termas yang memiliki karya bejibun. Maka era selanjutnya juga ada seorang kiai yang meneruskannya, yaitu KH Yasin Asymuni Kediri yang telah menulis ratusan kitab. Kemudian di era sekarang, ada penerus yang hendak menyusul para pendahulunya. Di antaranya KH Afifuddin Dimyathi Rejoso, seorang kiai muda yang telah memiliki banyak karya. Rata-rata tulisannya berbahasa Arab, dan yang paling membanggakan adalah bahwa karya beliau dicetak di Mesir dan diberi prolog oleh beberapa ulama Al-Azhar. Dalam karyanya yang berjudul  Al-Syamil fi balaghat al-qur’an, Profesor bidang retorika bahasa Arab, Syekh Fathi Hijazi berkenan membubuhkan kata pengantarnya atas karya Gus Awis. KH Afif atau yang biasa dikenal dengan Gus Awis ini, memiliki karya dalam berbagai lintas disiplin ilmu. 


Di antara disiplin ilmu yang paling banyak ditulis oleh ulama Nusantara adalah ilmu Al-Qur'an. Sungguh banyak sekali yang mengkhidmahi disiplin ini. Beberapa ada yang menulis tafsir Al-Qur'an, ilmu Al-Qur'an, ilmu Qiraat dan Tajwid. Berikut adalah beberapa karya elite agama Nusantara yang membahas terkait bidang Al-Qur'an beserta klasifikasinya;


A.Tafsir


1.Tarjuman Al-mustafid (Syekh Abdur Rauf Al-Singkili)
2. Marah Labid li kasyf ma’na qur’an al-majid (Syekh Nawawi Al-Bantani)
3. Nur al-ihsan fi tafsir al-quran (KH Ihsan bin Dahlan Jampes)
4.Tafsir al-Ibriz (KH Bisyri Musthafa)
5.Firdaus al-naim bi taudih ma’ani ayat al-qur’an al-karim (KH Toifur Ali Wafa Madura)
6. Al-mu'tasom fi tafsir al-quran al-muadzzom (KH Abdul Halim Bangsal Jember)
7. Al-Tashrih al-Yasir fi ‘Ilm al-Tafsir (KH Sya’roni Ahmadi)
8. Tafsir Bismillahirrahmanirrahim, Tafsir Muawwidzatain, Tafsir Al-Ikhlas, dan Tafsir Ayat Kursi (KH Yasin Asymuni Kediri)
9. Tafsir Al-Misbah (Quraisy Shihab)
10. Tafsir Al-Azhar (Buya Hamka)
11. Majma’ al-bahrain fi ahadits at-tafsir min as-sahihain (KH Afifuddin Dimyathi)
12. Safinat kalla saya’lamun fi tafsir syaikhina Maimoen (KH Ismail Aschal Madura).


B.Ilmu Tafsir
1. Jam'u al-abir fi kutub al-tafsir, Irsyad al-Darisin ila Ijma’ al-Mufassirin, dan ‘Ilm al-Tafsir: Ushuluh wa Manahijuhu (KH Afifuddin Dimyathi).

 
C.Ulum al-quran
1. Mawarid al-bayan fi ulum al-qur’an, Al-Syamil fi balaghat al-qur’an, Mabahits fi ma’ani al-quran dan Shafa’ al-lisan fi I’rab al-quran (KH Afifuddin Dimyathi)
2. Fath al-Khabir bi Syarh Miftah al-Tafsir (Syekh Mahfudz Termas)
3. Risalat Al-Qurra’ wa Al-Huffadh (KH. Abdullah Umar Semarang)
4. Ahadits Fi Fadhail al-Qur’an Wa Qurra’ihi (KH Basori Alwi Singosari)


D.Ilmu Qiroat
1. Fayd al-barakat fi sab’I al-qiraat (KH Arwani Amin Kudus),
2. Ghunyat al-thalabah bi syarh al-tayyibah fi al-qiraat al-asyrah, Insyirah al-Fu`ad fi Qira`ati al-Imam Hamzah Riwayatai Khalaf wa Khallad, Al-Badru al-Munir fi Qira`ati al-Imam Ibnu Katsir, Ta'mimu al-Manafi' bi Qira`ati al-Imam Nafi, Tanwiru ash-Shadr fi Qira`ati al-Imam Abi 'Amr, dan Al-Fawa`id at-Tarmasiyyah fi Asanid al-Qira`at al-'Asyriyyah (Syekh Mahfudz Termas)
3. Al-Ghoroib Fii Ar-Rasm Al-Utsmany (KH Basori Alwi Singosari)
4. Faidl al-Asani ‘ala Hirz al-Amani wa Wajh al-Tahani (KH Sya’roni Ahmadi)
5. Manba’ al-barakat fi sab’I al-qiraat (KH Ahsin Sakha Cirebon)
6. Hifduzna li hadza al-mushaf (KH Bahauddin Nur Salim Rembang)


E.Ilmu Tajwid
1. Hilyat al-sibyan fi syarh fath al-rahman fi al-tajwid (Syekh Nawawi Al-Bantani)
2. Musthalah Al-Tajwid fi Qur’ani Al-majid (KH Abdullah Semarang)
3. Mabadi’ Ilm At-Tajwid, Kamus “Miftahul Huda” (Panduan Waqaf dan Ibtida’) dan Al-Tartil Waa Al-Lahn (KH Basori Alwi Singosari)
4. Fath al-mannan li tashih alfadz al-quran (KH Maftuh Bastul Birri Lirboyo).


Dari beberapa daftar tersebut, bisa kita ketahui bahwasanya perhatian para elite agama Nusantara terhadap Al-Qur'an sangatlah besar dan masif. Puluhan judul kitab di atas menjadi bukti bahwa para kyai berbondong-bondong untuk berkhidmah pada Al-Qur'an. Tentunya dengan tujuan agar masyarakat Nusantara memahami Al-Qur'an dan Tajwid, sehingga bacaan mereka benar dan nilai-nilai Al-Qur'an akan dimanifestasikan dalam kehidupannya.


Artikel di atas merupakan karya dari Ahmad Hidhir Adib, peserta lomba artikel dalam rangka Harlah 1 Tahun NU Online Jakarta.


Literatur Terbaru