• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Sabtu, 27 April 2024

Tafsir

Polusi Udara Jakarta Meningkat, Al-Quran Perintahkan Jaga Lingkungan!

Polusi Udara Jakarta Meningkat, Al-Quran Perintahkan Jaga Lingkungan!
Semua pihak harus bahu membahu untuk mengatasinya. Bukan saling menyalahkan apalagi bertengkar tanpa memberi solusi yang nyata. (Foto: NU Online).
Semua pihak harus bahu membahu untuk mengatasinya. Bukan saling menyalahkan apalagi bertengkar tanpa memberi solusi yang nyata. (Foto: NU Online).

Belakangan ini polusi udara Jakarta meningkat. Hal tersebut imbas dari berbagai aktivitas yang merusak kondisi udara Jakarta. Berkaitan dengan ini, perintah menjaga lingkungan sebetulnya telah termaktub dalam Al-Quran.


Dalam keyakinan atau agama apapun, merusak lingkungan yang mengakibatkan terancamnya kehidupan manusia merupakan suatu yang dilarang. Oleh karena itu, korelasi agama dengan lingkungan hidup telah sejak lama menjadi perhatian para ilmuwan.


Mengutip Tafsir Al-Qur’an Tematik “Pelestarian Lingkungan Hidup” dari Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI dijelaskan bahwa pentingnya pendekatan penafsiran Al-Quran tentang lingkungan. Sebab implementasi dari ayat-ayat yang ada dalam kitab suci harus nyata dalam kehidupan manusia.


Isyarat yang ada dalam Al-Quran terkait perlunya manusia melestarikan lingkungan telah banyak disinggung. Setidaknya terdapat dalam beberapa ayat di bawah ini:


Kerusakan di Bumi Akibat Ulah Manusia


Tidak dapat dipungkiri bahwa penyebab utama polusi udara Jakarta meningkat adalah bagian dari perbuatan manusia. Allah telah mengisyaratkan manusia memiliki potensi untuk merusak bumi, firman-Nya dalam surah ar-Rum ayat 41:


ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ


Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”


Mengutip penjelasan dari Tafsir Kementerian Agama RI bahwa ayat di atas menjelaskan adanya al-fasaad yang terjadi di daratan dan lautan. Al-Fasaad sendiri merupakan segala bentuk pelanggaran atas sistem atau hukum yang dibuat oleh Allah. Term ini sederhananya dapat diartikan dengan istilah “kerusakan”.


Fenomena tersebut bisa berupa pencemaran alam sehingga tidak layak lagi untuk tinggali manusia, bahkan juga penghancuran alam sehingga tidak bisa lagi dimanfaatkan. Selain itu, ayat di atas juga menjadi bahan perenungan terkait kondisi udara Jakarta saat ini.


Seluruh lapisan masyarakat perlu berbenah baik pemerintahan maupun warga sipil. Ruang-ruang hijau harus diperbanyak, penggunaan moda transportasi umum harus ditingkatkan, serta pembuangan sampah industri yang merusak udara perlu dicarikan solusinya.


Tidak Berlebihan (Israaf)


Salah satu ajaran luhur dari Al-Quran adalah Allah memerintahkan agar umat manusia tidak berbuat berlebihan atau israaf. Isyarat ini sebagaimana yang termaktub dalam surah Al-A’raf ayat 31 berikut:


۞ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ ࣖ 


Artinya: “Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.”


Dalam kitab al-Tahriir wa at-Tanwiir, Ibnu ‘Asyur menjelaskan bahwa terdapat prinsip-prinsip pemeliharaan kesehatan dalam ayat di atas. Secara khusus ayat di atas merupakan anjuran agar manusia tidak berlebihan dalam makan dan minum.


Lalu apa kaitannya dengan polusi udara di Jakarta yang meningkat? Di sinilah perlunya menarik konteks ayat di atas dengan ulah manusia merusak alam. Sikap tersebut tanpa diiringi dengan timbal balik merawat bumi yang mereka tempati.


Salah satu faktor besar yang menyumbang tingkat polusi di ibu kota ini adalah PLTU yang berbasis batu bara. Beberapa PLTU tersebut berada di sekitar ibu kota yang turut berkontribusi besar mencemari udara.


Manusia terus-menerus mengolah, memproduksi, dan menghasilkan energi secara berlebih. Namun, tindak lanjut untuk menangani efek yang ditimbulkan dari perbuatan tersebut masih kurang maksimal.


Sikap konsumtif dalam segala hal baik sandang, pangan, dan papan seolah-olah menjadi “trend” belakangan ini. Akibatnya tak hanya polusi, tumpukan sampah dari perilaku konsumtif yang terus meningkat turut andil merusak kelestarian bumi.


Dari sinilah perlunya perenungan dari kedua ayat di atas bahwa kerusakan yang ada di bumi berasal dari perbuatan manusia. Mereka yang tidak bertanggung jawab mengeksploitasi hasil bumi, di sisi lain meninggalkan kewajiban merawat bumi dari kerusakan.


Melalui Al-Quran, Allah telah memberikan panduan dan jawaban bagi setiap persoalan hidup manusia. Selanjutnya tinggal bagaimana manusia memakai pedoman tersebut agar menjadi panduan.


Polusi udara Jakarta meningkat sejatinya banyak faktor yang melatarbelakangi hal tersebut. Semua pihak harus bahu membahu untuk mengatasinya. Bukan saling menyalahkan apalagi bertengkar tanpa memberi solusi yang nyata.


Isyatami Aulia, Jurnalis NU Online Jakarta.


Tafsir Terbaru