• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Minggu, 5 Mei 2024

Keislaman

Khutbah Jumat: Jihad Mencegah Polusi Udara

Khutbah Jumat: Jihad Mencegah Polusi Udara
Jihad hari ini yang ideal dan tepat adalah senantiasa hidup di jalan Allah. Makna hidup di jalan Allah, ini sangat beragam bentuknya, salah satunya adalah melestarikan lingkungan. (Foto: NU Online/Freepik).
Jihad hari ini yang ideal dan tepat adalah senantiasa hidup di jalan Allah. Makna hidup di jalan Allah, ini sangat beragam bentuknya, salah satunya adalah melestarikan lingkungan. (Foto: NU Online/Freepik).

Akhir-akhir ini polusi di Jakarta sudah sangat mengkhawatirkan, dalam IQAir menunjukan bahwa polusi di Jakarta tidak pernah turun. Berbagai macam pencegahan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) yang dilakukan belum menemui titik cerah.


Akibatnya menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa beberapa penyakit yang bisa diakibatkan polusi udara, di antaranya Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), pneumonia, asma, serta infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).


Lantas bagaimana dalam kacamata agama Islam dalam menanggulangi bahaya polusi tersebut dengan berbagai macam jihad agar polusi udara mereda. Berikut adalah Khutbah Jumat yang disandur dalam NU Online untuk pencegahan polusi udara. Semoga bermanfaat!


Khutbah I


الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: ظَهَرَ الۡفَسَادُ فِى الۡبَرِّ وَالۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ اَيۡدِى النَّاسِ لِيُذِيۡقَهُمۡ بَعۡضَ الَّذِىۡ عَمِلُوۡا لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُوۡنَ


Jamaah Khutbah Jumat yang berbahagia


Alhamdulillah ungkapan syukur pada Allah, yang telah memberikan kita kesehatan dan juga kesempatan hingga bisa melaksanakan shalat Jumat secara berjamaah. Shalawat dan salam kita haturkan pada baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing kita semua dari alam kejahilan, menuju cahaya Islam. 


اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ 


Sebagai khatib, sudah jadi tanggung jawab kami untuk mengajak kita semua untuk meningkatkan iman dan takwa pada Allah. Sejatinya iman dan takwa adalah suluh manusia dalam menghadapi dunia yang penuh tipu dan daya. Dengan modal keduanya manusia akan selamat dari kebejatan dunia. 


Hal ini sebagaimana nasihat Luqman al Hakim pada anaknya, untuk selalu beriman dan bertakwa dalam hidup. Ia berkata: 


يَا بُنَيَّ إِنَّ الدُّنْيَا بَحْرٌ عَمِيقٌ يَغْرَقُ فِيهِ نَاسٌ كَثِيرٌ، فَلْتَكُنْ سَفِينَتُكَ فِيهَا تَقْوَى اللَّهِ تَعَالَى، وَحَشْوُهَا الْإِيمَانُ بِاللَّهِ تَعَالَى، وَشِرَاعُهَا التَّوَكُّلُ عَلَى اللَّهِ لَعَلَّكَ تَنْجُو


Artinya: "Wahai anak ku, sesungguhnya dunia adalah lautan yang sangat dalam. Banyak manusia terjebak dan tenggelam di dalamnya, maka jadikanlah iman sebagai sampan, takwa kepada Allah sebagai layar agar engkau tak tenggelam dalam gemerlap lautan dunia ini”


Jamaah Khutbah Jumat yang berbahagia,


Saat ini Indonesia sedang menghadapi permasalahan polusi udara khususnya di daerah-daerah perkotaan seperti Jakarta dan sekitarnya. Faktor-faktor yang menyebabkan polusi udara di Indonesia meliputi pembakaran limbah, emisi kendaraan bermotor, deforestasi, dan faktor cuaca seperti kabut asap akibat kebakaran hutan. Polusi udara dapat memiliki dampak serius terhadap kesehatan manusia, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan masalah pernapasan.


Ada banyak cara untuk mencegah polusi udara. Salah satu cara yang efektif adalah dengan menerapkan Al-jihadi al bi’i. Sejatinya, al-jihadi al bi’i adalah salah satu bentuk jihad yang diajarkan dalam Islam. Konsep al-jihadi al bi’i adalah sebuah konsep dalam Islam yang berarti perang melawan kerusakan alam. Dalam konteks pencegahan polusi udara, al-jihadi al bi’i dapat diartikan sebagai upaya untuk menjaga lingkungan dari pencemaran udara.


Menurut Mufti Agung Mesir, Prof. Dr. Syekh Ali Jum’ah, sejatinya jihad dalam Islam mengandung makna yang luas, tidak tunggal maknanya. Jika merujuk pada Al-Qur’an dan hadits, akan banyak sekali dijumpai makna jihad yang sangat beragam. Dalam satu ayat dijelaskan jihad juga berarti bersungguh-sungguh melawan hawa nafsu, mengendalikan syahwat, dan menaklukkan rayuan setan, semua ini merupakan termasuk jihad. Syekh Ali Jum’ah mengatakan bahwa Istilah “jihad di jalan Allah” mengandung pengertian yang luas dalam Islam.


Sementara itu Jamal al-Banna dalam kitab al-Jihad, dengan tegas mengatakan bahwa dalam konteks hari ini, jihad tidak semata-mata dimaknai sebagai mati di jalan Allah. Akan tetapi jihad hari ini yang ideal dan tepat adalah senantiasa hidup di jalan Allah. Makna hidup di jalan Allah, ini sangat beragam bentuknya, salah satunya adalah melestarikan lingkungan. Jamal Al Banna mengatakan bahwa jihad di masa kini bukanlah mati di jalan Allah, melainkan hidup di jalan Allah.


Dalam tataran Indonesia, konsep jihad ini sangat relevan untuk diterapkan, terlebih jika disandingkan dengan isu lingkungan. Pasalnya, di tengah masyarakat Indonesia, dan dunia yang kini tengah berada dalam bayangan kerusakan iklim, dan isu-isu pemanasan global, maka tidak ada cara lain selain berusaha secara bersama-sama untuk senantiasa merawat bumi. 


Jamaah Khutbah Jumat yang berbahagia


Ini adalah bentuk jihad yang paling mudah dilakukan dan dapat dilakukan oleh siapa saja, terlepas dari usia, gender, atau kemampuan fisik mereka. Ada banyak cara untuk melakukan Al-jihadi al bi’i dalam upaya mencegah polusi udara.  Dalam Al-Qur’an ada banyak ayat yang menganjurkan manusia untuk merawat bumi dan menjaganya dari tangan-tangan jahil yang akan membuat kerusakan. 


Pada Surah al-Rum pada ayat 41, Allah berfirman bahwa kerusakan di muka bumi tak lepas dari perbuatan tangan manusia yang akan berdampak balik kepada manusia. Hal ini sebagai pengingat agar mereka bisa merenung dan kembali kepada jalan yang benar.


ظَهَرَ الۡفَسَادُ فِى الۡبَرِّ وَالۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ اَيۡدِى النَّاسِ لِيُذِيۡقَهُمۡ بَعۡضَ الَّذِىۡ عَمِلُوۡا لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُوۡنَ


Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena tangan manusia, sehingga Allah mencicipkan kepada mereka mereka  sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS: Al-Rum ayat 41)


Jamaah Khutbah Jumat yang berbahagia


Ini adalah pengingat bagi manusia tentang tanggung jawab mereka terhadap lingkungan dan alam sekitar. Perbuatan manusia yang tidak bijaksana, seperti eksploitasi berlebihan sumber daya alam, pencemaran lingkungan, dan perilaku merusak lainnya, dapat menyebabkan dampak negatif yang merugikan diri mereka sendiri dan makhluk lain. 


Oleh karena itu, ayat ini mendorong manusia untuk merenungkan perbuatan mereka dan memperbaiki hubungan mereka dengan alam. Penting untuk memahami ayat-ayat Al-Qur'an dalam konteks keseluruhan serta menjalankan ajaran agama dengan pemahaman yang benar. Selalu baik untuk merenungkan makna ayat-ayat suci dan mengambil pelajaran yang relevan untuk mengembangkan kehidupan yang lebih baik dan lebih bertanggung jawab di bumi ini.


(Selengkapnya: Khutbah Jumat: Jihad Mencegah Polusi Udara)


Keislaman Terbaru